Ada Tiga Bidang Baru di PDM Gresik 2022-2027, liputanKontributor PWMU.CO Gresik Siti Mariyanti
PWMU.CO – Tiga bidang baru masuk dalam pembahasan rancangan program kerja Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik periode 2022-2027 dalam Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11 Muhammadiyah Gresik di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik (GDM), Ahad (12/2/23).
Rancangan program kerja PDM Gresik yang dirembug sekitar 190 anggota dan peserta Musyda. Terdiri dari anggota PDM Gresik, utusan ortom tingkat daerah, utusan dari 18 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), perwakilan ranting, serta utusan Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) PDM Gresik membahas 22 bidang.
Sembilan belas bidang periode sebelumnya dan tiga bidang baru yang belum ada rancangan program kerjanya. Tiga bidang baru itu pengembangan pondok pesantren, dakwah khusus, dan pemeriksa halal dan kajian halalan thayyiban.
Sekitar empat jam, Wakil Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Pustaka Informasi, Abdullah Sidiq Notonegoro, SP SAg memimpin sidang Komisi B secara bergantian dengan empató Wakil Ketua lainnya, H Machfudz Asyrofi, SAg MSi, Drs Muhtamil Pranoto, H M Thoha Mahsun SAg MPdI, M HES, dan Muhammad Harun SE MPd.
Dalam kesempatan tersebut, Mahfudz Asyrofi menyampaikan ada tiga bidang yang belum ada program kerjanya karena merupakan program baru turunan dari Muktamar di Solo.
“Hal ini kita perlu melibatkan Musyawwirin memberikan rencana program yang kemudian akan digodok PDM terpilih sebelum Rapat Kerja (Raker). Untuk itu, kita bentuk kelompok-kelompok kecil,” ujar wakil ketua PDM yang membidangi Tabligh, Lembaga Dakwah Khusus, dan Badan Tajdied Center.
Kelompok Kecil
Mahfudz Asyrofi mengelompokkan cabang-cabang menjadi dalam tiga kelompok kecil. Kelompok pertama membahas program kerja bidang pengembangan pondok pesantren yang meliputi cabang Sidayu, Bungah, Dukun, Ujungpangkah, dan Panceng.
Kelompok kedua membahas program kerja bidang dakwah khusus. Perwakilan dari cabang Wringinanom, Driyorejo, Menganti, GKB, Cerme, Manyar, dan Kedamean. Kelompok ketiga perwakilan cabang Benjeng, Balongpanggang, Duduksampeyan, Gresik, dan Sangkapura membahas program kerja bidang pemeriksa halal dan kajian halalan thoyyiban.
Sembilan Belas bidang yang lainnya ada beberapa yang mendapat sorotan dari anggota Musyda, di antaranya bidang tarjih dan tajdid, yaitu kaderisasi ulama tarjih. “Masih minimnya informasi dari daerah tentang Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah.”
Thoha Mahsun menjelaskan ada 2 jalur pendidikan ulama tarjih yaitu melalui Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), tapi khusus laki-laki.
“Tahun kemarin, info dari pak Chazin yang sekarang menjadi Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim itu, mengeluh gak ada yang daftar, saya gini prof njenengan kurang sosialiasi ke PDM-PDM nanti sampeyan dapat siswa banyak,” jelas Kepala SMK 5 Panceng Gresik.
Mubaligh Muhammadiyah
Selain bidang tarjih dan tajdid, ada bidang tabligh. Menyoroti reproduksi kader mubaligh. Zainal Arifin, anggota Majelis Pustaka dan Informasi PDM Gresik menyampaikan mubaligh Muhammadiyah masih banyak yang lemah dalam menulis.
“Jika kita produksi setiap Jumat mubaligh yang khotbah di setiap masjid Muhammadiyah satu artikel saja, maka kita akan punya banyak referensi artikel yang menjadi rujukan untuk masa depan anak-anak kita,” ungkap laki-laki yang juga anggota Majelis Tabligh PWM Jatim ini.
Sekarang orang-orang bertanyanya ke mbah Google, bukan lagi ke kiai atau ustadz. Dan sekarang eranya artificial inteligence (AI) saingan nyata mubaligh Muhammadiyah.
Dalam kesempatan yang sama, Samsul Suhadi mengusulkan untuk memasukkan materi ke-Muhammadiyahan di TPQ-TPA Muhammadiyah sebagai wadah pembentukan kader.
“TPQ TPQ ke depan bisa jadi lebih strategis daripada sekolah Muhammadiyah untuk pembentukan kader. Untuk itu, kita yang di sini cabang dan ranting setelah ini menjadi program kerja untuk bener-bener menempatkan TPQ sebagai penguatan ideologi Muhammadiyah,” jelas utusan PCM Driyorejo ini. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.