Bermusyda dengan Gembira, Jangan Gaduh; Oleh Minal Abidin.
PWMU.CO – Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah Kabupaten Gresik kali ini ada yang berbeda dengan sebelumnya. Pasalnya pelaksanaan Musyda dilakukan dua kali. Hari pertama digelar Ahad 12 Februari 2023 dan hari kedua Ahad 19 Februari 2023.
Musyda hari pertama beragendakan Sidang Pleno I yakni penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PDM 2015-2022 dan Sidang Komisi tentang Program Kerja. Sedangkan Musyda hari kedua adalah Sidang Pleno II, III, dan IV yakni Tanggapan dan Penetapan atas LPJ, Pemilihan Calon Anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik 2022-2027, dan Pengesahan Hasil Pemilihan.
Adanya rentang waktu yang cukup panjang tersebut membuat suasana gaduh. Hal ini dikarenakan janji panitia pemilih (panlih) saat Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda) Muhammadiyah Gresik sebulan lalu. Saat itu panlih berjanji BAWAH pada Musyda hari pertama akan ada agenda penetapan Calon Anggota PDM Gresik 2022-2027.
Namun kenyataannya pada saat Musyda hari pertama tidak ada agenda tersebut. Maka banyak Anggota Musyda yang mempertanyakan. Maka banyak yang mempertanyakan. Sedikit gaduh. Hal itu wajar sebagai bentuk ekspresi anggota atas hak informasi yang semestinya bisa dipenuhi.
Musyawarah yang Menggembirakan
Sepanjang yang pernah saya ikuti pada semua tingkatan musyawarah memang momen pemilihan calonlah yang paling menarik. Terlihat seperti ada gesekan dan persaingan. Tapi tenang saja, semua itu hanyalah bagian dari dinamika. Lihat saja nanti ending-nya pasti akan berakhir baik dan menggembirakan.
Semua itu tak lepas dari budaya yang biasa ditampilkan Persyarikatan yang biasa tampil elegan, prestise, dan egaliter. Seperti saat penjaringan calon, nama-nama yang muncul dalam bursa calon ternyata ada juga nama saya menjadi salah satu yang diusulkan. Betapa kaget dan merasa tersanjungnya, padahal saya merasa bukan siapa-siapa. Saya hanyalah bagian kecil kelompok muda yang kebetulan aktif di Lazismu.
Barangkali inilah bentuk keegaliteran di Muhammadiyah. Memberi ruang pada siapa pun kader dan anggotanya untuk berkarya dan berkhidmat menjadi bagian penting dalam struktur kepemimpinannya.
Sayangnya peluang ini tidak bisa saya ambil. Saya merasa belum pantas dan tidak layak untuk mendapatkannya. Tidak mengurangi rasa hormat saya pada siapa pun yang merekomendasi nama saya. Melalui tulisan ini pula saya ingin ungkapkan rasa maaf saya belum bisa menerima, insyaallah sudah banyak kader muda yang lebih layak dan pantas untuk mendapatkan posisi tersebut.
Akhirnya, mari bermusyawarah dengan gembira. Sambut dengan hangat sapaan dan canda bersama, serta jadikan sebagai momen untuk ber-muhasabah. Mudah-mudahan Muhammadiyah Gresik ke depan semakin berkemajuan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni