Ketua PWM Jatim Tegaskan Muhammadiyah Saudara Tua NU; Liputam Burhan Mirza Ardani, Kontributor PWMU.CO Kabupaten Malang.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukodiono MM menyampaikan Muhammadiyah harus siap bekerja sama dengan siapapun.
Hal itu dia sampaikan dalam pidato pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-21 Muhammadiyah Kabupaten Malang yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi (12/02/2023).
Menurut dr Suko, sapaannya, di dalam Muhammadiyah terdapat empat dimensi kerja sama. Pertama kerjasama antar-internal Muhammadiyah. Kerja sama ini bisa terjadi antara Muhammadiyah dengan Aisiyah, dengan AUM (amal usaha Muhammadiuah), ataupun dengan organisasi otonom Muhammadiyah.
“SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi yang menjadi tempat berlangsungnya Musyda ini merupakan salah satu bentuk konkrit kerjasama di internal Muhammadiyah,” Sukodiono menconthkan.
Kedua kerja sama Muhammadiyah dengan organisasi lain seperti Nahdlatul Ulama (NU), Al Irsyad, MUI, ataupun yang lainnya.
Sukodiono memberikan contoh terbaru kerja sama Muhammadiyah dengan NU yaitu memberikan bantuan kesehatan dengan menyediakan layanan kesehatan untuk menyukseskan harlah 1 Abad NU yang berlangsung di Sidoarjo beberapa waktu lalu.
Saudara Tua
“Karena Muhammadiyah dan NU merupakan saudara tua,” ucap dr Suko. Dia menggambarkan bedanya Muhammadiyah dan NU adalah kalau Muhammadiyah itu Manchaster United sedangkan NU itu Newcastle United yang mana saat ini beriringan di papan atas Liga Inggris antara posisi tiga dan empat.
“Jadi seperti itulah gambaran NU dan Muhammadiyah, bagaimanapun juga Muhammadiyah tetap menjadi saudara tua dari NU,” tegasnya.
Dimensi kerja sama ketiga antara Muhammadiyah dengan umat di luar Islam. Bisa dengan Kristen, Hindu, Budha, atau lainnya. Asalkan dalam koridor tertentu.
Keempat, Muhammadiyah bekerja sama dengan pemerintah. Karena karakter Muhammadiyah dengan pemerintah adalah kritis koorperatif.
“Kalau ada kebijakan akan memberikan masukan atau saran, karena kita kritis kooperatif,” katanya.
Sukodiono juga berpesan kepada Anggota Musyda tentang pentingnya tauhid dalam Muhammadiyah, karena tauhid merupakan salah satu karakter Islam yang berkemajuan.
“Berjuang di Muhammadiyah itu tidak mudah, bagus belum tentu dipuji, sedangkan kalau buruk pasti jadi cemoohan,” katanya. Karena menurut Sukodiono, jika tauhid warga Muhammadiyah bagus, maka hatinya akan lapang, tidak gampang menyerah jika terdapat permaslahan, karena ia yakin di mana permasalahan, pasti pertolongan Allah akan datang. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni