Empat Guru Tamu Kenalkan Beragam Budaya Indonesia di SD Mugeb

Febri Andri Tua Simalango dari Sumatera Utara menjelaskan adat Batak Nias. (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Empat Guru Tamu Kenalkan Beragam Budaya Indonesia di SD Mugeb; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni

PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Jawa Timur mendatangkan empat guru tamu spesial dari berbagai latar belakang budaya, Jumat (10/2/2023). Mereka adalah Monalisa Onong dari Putussibau, Kalimantan Barat; Febri Andri Tua Simalango dari Medan, Sumatera Utara; Desy Natalia Simanjuntak dari Pekanbaru, Riau; dan Ignasius Yafies dari Sorong, Papua Barat. 

Masing-masing mengenakan atribut pakaian adat khas daerahnya. Sebab, program Guest Teacher untuk siswa kelas IV pagi itu membahas ‘Keberagaman Budaya Bangsaku’. Wakil Kepala Sekolah bidang Pengembangan Pendidikan Rizka Navilah S. SPd mengungkap, ini bagian implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). 

Sebelumnya, para siswa sudah mendapat tugas mencari informasi tentang kerberagaman budaya secara berkelompok. Di setiap kelas, para siswa dibagi menjadi lima kelompok yang mewakili lima provinsi. Yaitu Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Jawa. 

Bersama teman kelompoknya, mereka diminta mencari rumah, tarian, dan baju adat sesuai nama kelompok. Selain itu, siswa juga mencari tahu ikon dan makanan khas di sana. Tak hanya dari internet, siswa juga diminta menggali informasi melalui wawancara ke penduduk lokal secara daring. Hasilnya, mereka sajikan dalam bentuk mading 3D. 

Rizka, sapaannya, menjelaskan, “Nah, dengan hadirnya keempat guru spesial kita hari ini, harapannya anak-anak mengecek hasil proyek yang sudah dibuat. Karena kemarin anak-anak baru mencari pengetahuan melalui virtual. Ini saatnya anak-anak memastikan apa yang sudah dibikin bersama.” 

Ignasius Yafies dari Papua Barat mengenalkan mahkota khas Papua. Empat Guru Tamu Kenalkan Beragam Budaya Indonesia di SD Mugeb (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Kenalkan Budaya 

Secara bergantian, masing-masing menjelaskan lokasi, suku, tempat wisata, alat musik, dan makanan khas daerahnya masing-masing. 

Febri, sapaan akrab Febri Andri Tua Simalango, pun menjelaskan salah satu tradisi unik dari Nias, yakni lompat batu. “Ini batunya. Dia lompat dari ujung ke ujung. Kalau dia mampu melewati batu ini berarti dia dianggap dewasa. Dewasa itu berarti sudah menanggung dosa sendiri. Tidak ditanggung orangtua,” ujarnya sambil menunjuk gambar di layar. 

Dalam sesi tanya jawab, Febri juga menerangkan salam sapa ala Orang Medan atau dari Suku Batak. “Ini salam sapa sesama suku. Kalau di Muslim ada salam Assalamualaikum ya? Nah, kalau ini, horas! Mejuah-juah,” terang pria yang biasanya menjadi master of ceremony (MC) itu. 

Febri lantas mempraktikkan salam itu kemudian mengajari siswa SD Mugeb cara menjawabnya. “Juah-juah yahobu!” ujarnya semangat. 

Sementara itu, Ignasius Yafies menjelaskan aksesoris pakaian adat yang dia gunakan di kepalanya. “Ini mahkota Papua. Ketika ada tamu-tamu besar kita berikan,” terangnya sambil menunjuk kepalanya. 

Dalam kegiatan ini, Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi berpesan, “Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik, kita harus menanamkan sikap toleransi. Karena Indonesia adalah suatu bangsa yang memiliki ciri keanekaragaman budaya, agama, suku, bahasa, dan adat.” 

Dengan menghargai keanekaragaman tersebut, sambungnya, terbentuklah masyarakat yang majemuk. “Tentu dengan mengutamakan kerukunan dalam hidup masyarakat,” imbuhnya. 

Kesempatan ini pun SD Mugeb manfaatkan untuk mengenalkan kesenian khas Gresik kepada mereka. Masing-masing mereka membawa oleh-oleh lampion bergambar dari Kota Pudak itu. (*)

Exit mobile version