SMK Muhipro Peringati Isra Mikraj bersama Dosen Lulusan IIU Malaysia; Liputan Uswatun Chasanah, Kontributor PWMU.CO Kota Probolinggo.
PWMU.CO – SMK Muhammadiyah 1 Probolinggo (Muhipro) Jawa Timur menggelar peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW bersama Imanuddin Abil Fida MIRKH.
Acara bertema Dengan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW Kita Tingkatkan Shalat Berjama’ah, Menuju Pribadi yang Didiplin dan Istikamah ini dogelar di Aula SMK Muhipro, Jumat (17/02/2023).
Pembawa acara Dinda Altariq Putri Ardila Siswa kelas XII Keperawatan membuka dan membacakan susunan acara. Dilanjutkan Tilawah al-Qur’an oleh Abdul Qodir kelas XII Farmasi dan sari tilawah oleh Rista Seli Noviardana kelas XII Akutansi.
Tampilan berikutnya syahril Qur’an Genggam Dunia Genggam Al -Qur’an” oleh Izabella Tunggal Putri (kelas X Akutansi), Renal Amanda Hatala Bessy (kelas X TKJ Teknik Komputer dan Jaringan) dan Jihan Naura Mufida (Kelas X Keperawatan), serta pembacaan Asmaul oleh 13 siswi SMK Muhipro.
Saat sambutan, Kepala SM Muhipro Dra Tri Gusmienarti menyampaikan harapannya. Menurutnya, memperingati Isra Mikraj bukan hanya sekadar peringatan, namun lebih dalam lagi perlunyab istikamah dalam shalat berjamaah sesuai dengan tema peringatan. “Marilah kita selalu menjaga shalat, istikamah dalam shalat,” pesannya.
Acara inti, tausiah oleh Ustadz Imanuddin diawali dengan salam dan maknanya. “Assalamu’alaikum bukan sekadar salam seperti salamat pagi atau selamat siang tetapi mengandung doa dan keberkahan,” ujarnya.
Alumni Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor ini menanyakan ke siswa, “Jika mau beli motor, apa yang dilihat dulu?”
Sebagian besar siswa menjawab mesinnya. Dan jawaban itu benar. Lewat ulasannya, ternyata mesin motor dikaitkan dengan hati manusia. Sebagai manusia, yang dilihat dan diberi makan bukan hanya fisiknya, tetapi juga harus memberi makan hati. “Apa makanan hati?” tanyanya lagi. Ya, jawabannya adalah shalat dan al-Qur’an.
Al-Quran Pedoman Hidup
Selanjutnya dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammaddiyah (STAIM) Probolinggo ini bertanyam “Surat apa yang diturunkan Allah pertama kali?”
Spontan siswa-siswi menjawab surat al-Alaq.
Dia menjelaskan, surat Al-Alaq diawali dengan bacaan “Iqra bismi rabbikaladhi khalaq”, artinya “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakanmu”. Jadi, meurut dia, kita diperintahkan untuk membaca. Yang dibaca bukan koran, novel, atau bacaan lainnya tetapi yang dibaca adalah adalah al-Qur’an.
“Kita diwajibkan membaca, mentadhaburi, menghayati, menghafalkan, mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan, karena al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia. “Beruntunglah orang-orang yang menyibukkan diri dengan al-Qur’an” ujarnya.
Master of Islamic Revealed of Knowledge and Heritage lulusan International Islamic University Malaysia (IIUM)—yang merupakan salah satu universitas terkemuka di bidang saintek dan ilmu keislaman di Malaysia ini—kemudian menceritakan peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.
Menurutnya, perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Jerusalem Palestina yang berjarak 1239 kilometer itu jika ditempuh dengan naik kuda atau unta membutuhkan waktu satu bulan. Dari Masjidil Aqsa dibawa malaikat Jibril ke Sidratul Muntaha melewati tujuh lapis langit, dan Nabi Muhammad bertemu dengan para nabi terdahulu. Ternyata perjalanan Nabi Muhammmad yang sangat jauh itu ditempuh tidak sampai semalam.
Di Sidratul Muntaha itulah Nabi Muhammmad SAW menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah SWT.
Ustadz yang berpengalaman sebagai narasumber Pendidikan Kader Dai Muda Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo ini juga menyampaikan tentang iman. Dia mengaskan, iman adalah dibenarkan dalam hati, dibuktikan dengan perbuatan.
“Aneh jika kita berbuat kebaikan tetapi tidak shalat. Barangsiapa yang tidak shalat maka hancurlah agamanya. Yang tidak shalat sama dengan menghancurkan dirinya sendiri,” ulasnya.
“Jika kita melaksanakan shalat akan terbangunlah disiplin. Shalat akan mendisplinkan kita, jika kita istikamah dalam shalat. Akhlak yang baik adalah akhlak shalat. Karena shalat akan menghindari diri kita dari perbuatan keji dan munkar,” tambahnya.
Pria berusia 41 tahun ini mengakhiri tausiahnya dengan mengajak siswa untuk senantiasa istikamah dalam shalat, menempatkan sesuatu pada tempatnya, mengajak untuk mencapai cita-cita dan mimpinya dengan berusaha bukan hanya berangan-angan, serta mengajak berdoa bersama-sama. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni