PPDB Sepi Pendaftar, Lakukan Tujuh Jurus Ini; Oleh H Pahri SAg MM; Ketua Umum Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah
PWMU.CO – Keluh kesah sepi pendaftaran peserta didik baru (PPDB) seringkali kita dengar dari sekolah Muhammadiyah. Seribu alasan disampaikan untuk pembenaran sepinya PPDB tersebut. Mulai dari kondisi fisik sekolah yang tak layak jual sampai dengan rendahnya komitmen pendidik dan tenaga kependidikan (PTK).
Dari 27.820 sekolah Muhammadiyah, tak lebih dari 15 persen (4.173) yang tercukupi PPDB nya, sisanya yang 85 persen (23.647) kekurangan peserta didik.
Kekurangan peserta didik tentu menjadi masalah besar bagi sekolah Muhammadiyah. Kepala sekolah terasa berat dalam mengelola lembaganya bila hanya bermodal dengan sepuluh atau lima puluh siswa. Alih-alih mau menyejahterakan PTK, sekolah tidak berhutang sudah prestasi luar biasa. Penting PPDB ini, Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Barat, Yanto Supriyanto, ME meminta saya untuk menyampaikan materi PPDB Abnormal Naik Dua Ratus Persen.
Materi tersebut saya hidangkan dalam Baitul Arqam Kepala SMK, SMA, MA, SLB Muhammadiyah se-Jawa Barat (13-15/2/2023). Bertempat di Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Kota Bandung. Peserta antusias menyimak dan berbagi pengalaman dalam menjalankan program PPDB. Di antara mereka ada yang sukses dan banyak pula yang gagal. Di hadapan para kepala sekolah saya beberkan rahasia tujuh jurus PPDB Abnormal Naik Dua Ratus Persen.
Tujuh Jurus
Jurus pertama; menentukan target siswa (Mentas). Ini penting agar kepala sekolah dan tim work fokus dan bekerja keras untuk mencapai target. Target juga harus abnormal, kalau tahun lalu menerima seratus siswa, maka target abnormal tahun ini minimal tiga ratus siswa. Majelis Dikdasmen sudah harus berani menentukan dan menagih target PPDB sekolah binaannya, agar PPDB sekolah Muhammadiyah terencana, terarah dan terukur.
Jurus kedua, pendaftaran sepanjang masa (Pesma). Normalnya SK panitia PPDB dibuat bulan Mei, Juni panitia mulai bekerja dan Juli PPDB ditutup. Abnormalnya, PPDB dibuka sepanjang masa. Suatu misal, bila PPDB 2023 sudah penuh, maka langsung dibuka PPDB untuk tahun 2024, 2025, 2026 bahkan sampai 2045. PPDB sebaiknya tidak lagi diurus oleh panitia atau guru yang kerjanya sambilan atau sisa-sisa dari jam mengajar, tapi oleh seorang Direktur yang kerjanya sepanjang tahun, profesional dan fokus pada pencapaian target. Direktur ini yang menggerakkan seluruh PTK agar bersinergi dan berkolaborasi dalam sukses PPDB.
Jurus ketiga, gerakan silaturahmi berjamaah (gesma). Seluruh pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) digerakkan untuk melakukan silaturrahim ke rumah-rumah calon siswa baru. Satu PTK dalam satu bulan melakukan Gesma minimal sepuluh rumah.
Bila dilakukan selama sepuluh bulan maka ada seratus rumah yang dikunjungi dan bila memiliki dua puluh PTK, maka ada dua ribu rumah terkunjungi. Minimal dua puluh persen dari dua ribu yang di-gesma, maka ada empat ratus siswa baru. Tentu ini jumlah sangat menggembirakan.
Jurus keempat, presentasi langsung daftar (persada). Presentasi ke sekolah-sekolah merupakan cara yang efektif untuk mengenalkan profil sekolah pada calon peserta didik baru. Sebab itu dalam melakukan Persada, tim PPDB benar-benar dipersiapkan dengan baik sesuai dengan karakter anak milenial yang familier dengan teknologi media sosial.
Terpenting sebelum presentasi ditutup peserta diminta untuk mengisi angket dan membuka pendaftaran. Beri kemudahan pada mereka yang melakukan pendaftaran langsung ditempat.
Jurus kelima, menjemput bukan menyambut (membume). Sudah tidak zamannya lagi tim PPDB hanya duduk manis di meja resepsionis pendaftaran, menunggu kedatangan calon peserta didik baru. Ini cara kerja usang dan ketinggalan zaman, bila dipertahankankan sekolah akan bernasib sama seperti tukang ojek dan penjual makanan keliling yang dilindas oleh Gojek dan Gofood. Tim PPDB harus bekerja tidak normal dengan menjemput calon peserta didik di rumah, sekolah, dan di media sosial.
Harus Bersolek
Jurus keenam, bersolek. Sekolah Muhammadiyah harus pandai bersolek. Aura sekolah bersih, rapi dan tertata. Taman terawat dengan bunga yang indah dan menawan. Ruang-ruang belajar bersih, sehat, dan menginspirasi. Tempat ibadah sejuk, nyaman dan riligius. Kamar kecil atau toilet dialiri air bersih, sehat dan tercukupi. Demikian pula guru dan karyawan melayani tamu dengan hati senang, ramah, sopan dan santun.
Jurus ketujuh, gerakan media sosial (Gemes). Sukses PPDB tidak hanya sebatas pasang spanduk, baliho, billboard, booklet dan iklan, tapi sekolah Muhammadiyah wajib memanfaatkan kecanggihan media sosial untuk berpromosi. Diantaranya melalui; YouTube, TikTok, Instagram, Facebook, Twitter, Line, Snapchat, Tumblr, Pinterest, Reddet, dan Telegram.
Berangkat dari pengalaman saya mengelola SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Kabupaten Malang dari jumlah siswa ratusan sampai dengan ribuan (2.596), ketujuh jurus PPDB Abnormal Naik Dua Ratus Persen, bila benar-benar dilakukan oleh sekolah Muhammadiyah, kepala sekolah dan tim-nya fokus, serius dan bekerja keras serta bergotong royong di antara PTK, maka akan memberi dampak kejut dan akan mampu melejitkan jumlah peserta didik yang tidak hanya naik satu atau dua siswa, tapi dapat meningkatkan sampai dua ratus persen dari tahun sebelumnya.
Di akhir materi, saya berpesan kepada para kepala sekolah, peserta Baitul Arqam Jawa Barat, agar meninggalkan sikap pesimis, hilangkan kebiasaan berkeluh kesah, dan enyahkan saling menyalahkan dalam kegagalan PPDB. Sudah waktunya sekolah Muhammadiyah bangkit, optimis, kerja keras, bersinergi dan berkolaborasi dalam menatap kesuksesan PPDB 2023. Salam sukses untuk kita semua. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni