Dikenang di Musyda, Aktivis Muhammadiyah yang Wafat karena Covid-19; Liputan Kontributor PWMU.CO Ahmad Qori’ Ulul Albab.
PWMU.CO – Ketua Panitia Musyawarah Daerah (Musyda) XI Muhammadiyah Kota Probolinggo Drs Suyono menyampaikan Musyda ini memiliki tiga tujuan.
Pertama melaporkan pertanggungjawaban Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo periode 2015-2022. Kedua, perumusan program-program kerja PDM Kota Probolinggo 2022-2027. Ketiga, pemilihan dan pengesahan Ketua dan Anggota PDM 2022-2027.
“Semoga pelaksanaan Musyda kali ini berjalan dengan lancar, khidmat dan tertib,” kata Ketua LPCR Muhammadiyah Kota Probolinggo ini, di hadapan undangan dan Anggota Musyda di Graha Ahmad Dahlan Kota Probolinggo Sabtu (18/2/2023).
Undangan yang hadir, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Prof DrThohir Luth MA, Bendahara PWM Jatim dr Zainul Muslimin, Sekda Kota Probolinggo drgNinik Irawati Wibawati M QIH, Kepala Kemenag Kota Probolinggo Samsur SAg MPdI dan undangan VIP lainnya.
Sambutan Ketua PDM Periode 2015-2022
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Probolinggo Drs H Masfu’ MSi menyampaikan jadwa Musyda diundur sesuai hasil dari Tanwir Muhammadiyah tahun 2021 dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Maka ada perpanjangan dua tahun kepemimpinan.
“PDM Kota Probolinggo merasakan duka yang mendalam atas berpulangnya para tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah pada masa pandemi Covid-19. Di antaranya: Dr Budi Sentosa(Sekretaris Majelis Dikdasmen), Drs Mursidi (Ketua Majelis Pelayanan Sosial), Dr Syafi’udin(Wakil Ketua Majelis Dikdasmen), dan beberapa lainnya,” ujar pria kelahiran Gresik ini.
Masfu’ juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah Kota Probolinggo lima tahun ke depan harus bisa berperan menjadi leader atau kekuatan strategis yang berpengaruh dalam memimpin masa depan umat dan bangsa, khususnya warga kota Probolinggo.
Tujuah Agenda Strategis Muhammadiyah
Masfu’ juga menyampaikan tujuah agenda strategis Muhammadiyah, yaitu:
- Konsep Peneguhan Paham Keislaman dan Ideologi Muhammadiyah. Internalisasi ideologi Muhammadiyah harus kuat dilakukan secara sistemik dan menjadi prioritas setiap pimpinan Muhammadiyah dari daerah hingga ranting.
- Penguatan dan Penyebarluasan Pandangan Islam Berkemajuan. Muhammadiyah penting hadir secara aktif dalam menyebarluaskan dan menawarkan orientasi religius Islam yang di satu pihak dapat menjadi obat penawar kehausan beragama di tubuh umat yang benar secara akidah dan ibadah tetapi juga mampu membimbing umat dalam akhlak dan muamalah yang dinamis, mencerahkan, dan berkemajuan.
- Memperkuat dan Memperluas Basis Umat di Akar Rumput. Semangat memperkuat dan memperluas basis untuk membesarkan dakwah dan amal usaha Muhammadiyah harus tetap terjaga. Selain itu, setiap anggota Persyarikatan diharapkan mengubah pendekatan dakwahnya agar dakwah Muhammadiyah masuk, melekat dan diterima di semua segmen lapisan masyarakat.
- Mengembangkan AUM Unggulan dan Kekuatan Ekonomi. Amal usaha Muhammadiyah dianggap perlu membangun peta jalan untuk memajukan keunggulan dan kualitas setiap AUM. Dalam bidang ekonomi, Muhammadiyah diharapkan menjadi pelaku yang turun ke lapangan dan bukan sekadar menjadi pengamat.
- Berdakwah bagi Milenial, Generasi Z dan Generasi Alpha. Ketiga generasi baru tersebut adalah produk dunia dan alam pikiran “android” serta bagian dari generasi “Homo Deus” yang mendewakan teknologi, artificial intelligence (AI), dan revolusi bioteknologi yang canggih. Sehingga bila tidak tersentuh oleh pendidikan nilai agama yang benar dapat menjadi generasi yang agnostik, sekuler, dan liberal dari agama. Muhammadiyah penting hadir di tengah komunitas tiga generasi baru itu dengan pendekatan baru, terutama lewat Angkatan Muda.
- Reformasi Kaderisasi dan Diaspora Kader ke Berbagai Lingkungan dan Bidang Kehidupan. Muhammadiyah saat ini berfastabiqul-khairat dengan berbagai pihak dalam mengisi ruang struktur dan ekosistem kehidupan dengan menempatkan kader-kadernya yang berintegritas dan berkeahlian tinggi di berbagai aspek kehidupan.
- Digitalisasi dan Intensitas Internasionalisasi Muhammadiyah. Digitalisasi baik dalam pengembangan dan publikasi pemikiran Muhammadiyah ke dunia internasional maupun dalam pelaksanaan program internasionalisasi diniscayakan peningkatan intensitasnya. (*)
Ediotor Mohammad Nurfatoni