Tim Kreatif SMKM 1 Beraksi di Musyda Ke-17 Aisyiyah Surabaya, Liputan Tri Eko Sulistiowati
PWMU.CO – Lima belas siswa kelas X dan XI dari SMK Muhammadiyah (SMKM) 1 Surabaya terlihat mempersiapkan perangkat live streaming di di gedung SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, Ahad (17/2/2023) pagi.
Mereka sedang menyiapkan live streaming Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-17 Asiyiyah Kota Surabaya. Pada Januari lalu tim ini juga men-support Musywil Ke-13 Muhammadiyah Jawa Timur di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Satu per satu perlengkapan live streaming dicoba: dari perangkat komputer hingga tiga kamera yang diletakkan pada posisi strategis terkoneksi dengan layar monitor hingga mendapatkan gambar yang sesuai.
Seperangkat alat live streaming yang sudah ada di titik lokasi Musyda berupa dua PC, video mixer, tiga monitor, tiga kamera, dua DSLR, satu mixer audio, dan internet yang sudah terkoneksi jaringannya.
Dengan menggunakan HT (handy talkie) para penanggung jawab live streaming berkomunikasi satu dengan lainnya sehingga sebelum acara dimulai semuanya sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan dihadapi
Ainur Rahman siswa kelas 2 SMKM 1 Surabaya yang menjadi Ketua Mentoe Tim Kreatif menyatakan tantangan yang harus dihadapi hari ini di adalah H min jam, maksudnya kegiatan loading alat setting satu jam sebelumnya.
“Biasanya kalau di even lain sehari sebelumnya kita sudah siapkan berbagai keperluan namun karena kemarin libur jadi persiapannya baru dikerjakan pas hari H sekarang ini,” ujarnya.
Ajang Latihan
Pembina Tim Kreatif SMKM I Muhamad Saidul Hulam yang didampingi Ustadz Wibisono memberikan arahan dan bimbingan pada kinerja tim yang menjadi bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sesekali dia melakukan pengecekan di beberapa alat yang digunakan untuk live streaming.
“Harapannya mereka bisa mandiri bikin video grafis misal ada shooting di keluarga dan lingkungan sekitarnya sehingga lulus dari SMKM 1 mereka bisa bikin rumah produksi dengan timnya,” ujar Hulam.
Ketua Pimpinan Ranting IPM SMKM 1 Surabaya Indra Andika yang ikut dalam tim ini bersama enam siswa dan delapan siswi menceritakan suka-dukanya ketika mendokumentasikan acara.
“Tanggung jawab yang besar dan berisiko apalagi kalau tiba-tiba PC streamingnya mati di tengah jalan. Kita jadi panik kemudian mencarinya. Bila tidak ketemu, maka kami lakukan reset ‘otak’ baru kemudian di sekolah di kerjakan lagi,” terangnya
Pengalaman yang sudah diberikan oleh kakak kelas sebelumnya, yang sudah mementorinya, dia jadikan pelajaran berharga. Kini mereka yang sudah di kelas XI harus menjadi mentor adik-adiknya di kelas X. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni