![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2023/02/Inam.jpeg?resize=1200%2C840&ssl=1)
Ketua PDM Gresik: Pilihlah Pemimpin Berdasarkan Nurani, Bukan Emosi; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Waviq Amiqoh.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Drs In’am MPd menyampaikan sambutan di Musyawarah Daerah (Musyda) XI Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Gresik, di SMK Muhammadiyah 1 Bungah, Ahad (19/2/23).
Di awal, In’am berterima kasih kepada panitia penyelenggara yang terdiri dari panitia daerah dan panitia lokal.
“Terima kasih kepada panitia penyelenggara yang luar biasa sehingga puncak acara pagi ini bisa digelar dan saya berharap mudah-mudahan semua kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses, ami\in,” ujarnya.
Di depan para musyawirin, sebutan untuk anggta Musyda, dia berkata, “Hari ini pemilihan calon PDM periode 2022-2027.”
Mengapa demikian, karena tempo hari terjadi pandemi Covid-19 sehingga semestinya pelaksanaan Musyda ini berlangsung pada tahun 2020.
In’am menambahkan, “Periodisasi dalam Muhammadiyah itu masa kepemimpinannya 5 tahun 2015-2020, karena faktor pandemi Covid-19 sehingga ditunda sesuai kebijakan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.”
Pelaksanaan muktamar ditunda dan dilaksanakan pada tahun 2022, kami yang ada di wilayah dan daerah tentu mengikuti proses berikutnya.
Kriteria Pemimpin
In’am menyampaikan, “Calon PDM Kabupaten Gresik oleh panitia pemilihan (panlih) telah disampaikan secara terbuka sejumlah 54 orang.”
Silahkan dipilih, pilihlah berdasarkan hati nurani dengan pikiran yang jernih dan bukan atas dasar emosi.
Mengutip apa yang telah disampaikan oleh Ustadz H Nur Cholis Huda Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dia menjelaskan, kriteria pemimpin Muhammadiyah. “Pertama, benar. Hal tersebut menyertai keseluruhan termasuk didalamnya pimpinan harus berlaku jujur.”
Kedua, pintar. Pimpinan harus memiliki visi kedepan supaya perkembangan persyarikatan ke depan benar-benar bisa dirasakan kemaslahatannya untuk umat, masyarakat dan bangsa.
Ketiga, kober, punya waktu untuk mengurus persyarikatan. Apabila persyarikatan ini diurus sambil berlalu maka tidak akan berjalan sebagaimana harapan dan mengalami stagnan. Keempat, seger dalam hal ini yang dimaksud adalah sehat.
Di akhir sambutannya In’am berharap, “Mudah-mudahan menghasilkan keputusan terbaik untuk persyarikatan kita dimasa yang akan datang.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post