Polemik Urutan Musyda, Ini Penjelasan Ketua PDM Lumajang; Liputan Said Romdhon
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lumajang Aminuddin menyampaikan beberapa hal penting dalam pidatonya di pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11 Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Lumajang.
Acara berlangsung di Gedung Abdi Manaf SMK Muhammadiyah Lumajang (SMK Muli), Ahad (19/2/2023)
Pertama dia menjelaskan mengenai polemik urutan Musyda. “Musyda yang terlaksana pada hari ini merupakan Musyda ke-11, terhitung dari terbentuknya Pimpinan Muhammadiyah Daerah (PMD) yang sebelumnya bernama Pimpinan Muhammadiyah Cabang (PMC),” jelasnya.
“Perubahan tersebut dimulai dari kepemimpinan Pak Masdar Damang yang tak lain adalah ayahanda dari Ibu Indah Masdar (Wakil Bupati Lumajang). Dari situ kita hitung dan muncul hasil urutan Musyda seperti sekarang, Musyda yang ke-11,” tambahnya.
Kedua, dia menyampaikan perkembanan Muhammadiyah Lumajang. “Dalam periode 2015-2022, kita sudah berupaya, dan alhamdulilliah 21 cabang sudah terbentuk,” ujarnya.
Secara khusus dia menyebut Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pronojiwo. “Semenjak erupsi Gunung Semeru kemarin, Pimpinan Cabang Muhammadiyah bangkit dan bergerak membuka posko untuk masyarakat terdampak erupsi,” ungkapnya.
Perkembangan Muhammadiyah
Aminuddin menguarikan, selain 21 PCM, ada 76 lembaga pendidikan, 9 LKSA, ada 60 masjid dan mushala. “Kemudian 3 swalayan, 3 koperasi, 3 AUM (amal usaha Muhammadiyah) kesehatan, dan 1 SPBU,” ungkapnya.
Menurut dia, membangun rumah sakit tidak mudah, karena itu dia menyampaikan terima kasih kepada Bupati dan Wakil Bupati Lumajang Lumajang atas support yang telah diberikan kepada Muhammadiyah.
“Dulu saya pikir, memulai membangun amal usaha Muhammadiyah adalah hal yang sulit dilakukan. Ternyata hal tersulitnya adalah maintenance AUM itu sendiri,” ungkap dia.
“Bahkan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah (RSUM) setelah tiga bulan awal tidak ada pasien, dan ternyata saya sendiri merupakan pasien pertama yang berobat di RSUM yang kami bangun sendiri,” ungkapnya sembari disambut gelaktawa peserta Musyda.
Dalam penutupan pidatonya, Aminuddin membacakan pantun ini:
Pisang agung pisang kirana
kalau dimakan enak rasanya
sungguh beuntung Musyda Muhammadiyah
dihadiri para tokoh yang bijaksana. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni