Di Muhammadiyah Tak Lazim Minta Jabatan, kalau Diamanahi Tak Boleh Menolak, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Waviq Amiqoh
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Drs Muhammad In’am MPd menyampaikan sambutan di Musyawarah Daerah (Musyda) Ke- 11 Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Gresik di Perguruan Muhammadiyah Bungah, Ahad (19/2/23).
In’am mengawali dengan menyebutkan sebuah hadits larangan meminta jabatan. Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebankan kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan diberi pertolongan.” (HR Muslim).
Dia menjelaskan, cukup populer di Muhammadiyah memiliki keinginan untuk menjadi pemimpin itu kurang lazim tapi kalau sudah diamanahi untuk menjadi pimpinan maka sikap warga Muhammadiyah tidak boleh menolak, inilah kelaziman yang ada di Muhammadiyah.
Apabila kita menggebu-gebu ingin menjadi pimpinan itu malu dengan sahabat Nabi karena Nabi Muhammad mengatakan jangan kamu minta untuk menjadi pimpinan, sebab jika meminta maka nanti Allah tidak akan menolong tetapi sebaliknya kalau kamu tidak meminta tapi kemudian mendapatkan amanah maka Allah akan membersamainya.
Dia berpesan, kepada seluruh marilah kita ikuti pesan Rasulullah SAW karena Muhammadiyah bukan organisasi politik tapi organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang itu semua dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat.
Empat Pilar
In’am menyampaikan, makna Islam Berkemajuan yaitu dapat menginplementasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan Islami yang bukan hanya sekadar wacana.
“Sekarang banyak orang yang ahli ilmu, tapi minim amaliah atau minim praktik, sehingga Islam berkemajuan ini tidak cukup hanya sebagai wacana tapi harus dibumikan yang artinya harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.”
Dia melanjutkan, di dalam Islam ada IV pilar yang harus kita kawal. Pertama, aqidah. Keimanan dan ketauhidan khususnya warga Muhammadiyah jangan sampai keimanannya tidak sejalan dengan maksud dan tujuan persyarikatan kita.
“Maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” ujarnya.
Kedua, akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah. Rasulullah mengatakan akmalul mukminina iimaanan akhsanuhum khuluqon, orang dikatakan sempurna imannya kalau akhlaknya baik.
“Karena itu seorang mukmin muslim harus menjunjung tinggi akhlakul karimah jangan sampai menyatakan diri sebagai orang muslim dan mukmin tetapi akhlaknya tidak sejalan dengan petunjuk agama, naudzubillah,” tandasnya.
Ketiga, ibadah khususnya shalat 5 waktu. “Ayo kita sekalian berusaha maksimal untuk bisa memenuhi masjid masjid kita,” ajaknya.
Shalat jamaah ini penting dalam rangka membumikan Islam berkemajuan supaya masjid kita benar-benar makmur yang tidak sekadar besar bangunannya tapi lebih dari itu bagaimana kita bisa memakmurkan dengan berjamaah dan kegiatan keagamaan lainnya.
Keempat, muammalah. Hubungan antarsesama dalam interaksi sosial antar tetangga, teman, dan masyarakat.
“Sebagai organisasi kemasyarakatan dengan pemerintah ini memiliki visi dan misi yang InsyaAllah sama karena sama-sama berusaha membangun masyarakat supaya masyarakat kita memiliki nilai-nilai akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.