Ada Pertemanan Muhammadiyah dan NU di Drama Kolasal Ini, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Siti Mariyanti
PWMU.CO – Acara pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11 Muhammadiyah Aisyiyah Gresik di Perguruan Muhammadiyah Bungah Gresik ada drama musikal berjudul berjudul Sepenggal Kisah Perjalanan Ahmad Dahlan, Ahad (19/2/23).
Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik berhasil menyajikan sebuah drama musikalisasi berbentuk fragmen yang berjudul Sepenggal Kisah Perjalanan Ahmad Dahlan.
Dengan iringan musik gamelan dari Komunitas Gamong Semen ini menambah pertunjukkan semakin kental dengan budaya Yogyakarta kota berdirinya Muhammadiyah.
Sutradara drama musikal Wahyu Lazuardi menghimpun siswa dari 5 sekolah di Gresik, SMA Muhammadiyah 1 Gresik, SMA Muhammadiyah 10 Gresik, SMP Muhammadiyah 1 Gresik, SMP Muhammadiyah 7 Gresik, dan SMP Muhammadiyah 12 Gresik.
Sekitar 40 murid ini berlatih sebanyak 10 kali. Penulis naskah ini menyampaikan tantangannya saat menjalankan amanah dari LSBO ini. Dia menjelaskan mengalami kendala saat melatih pemainnya.
“Berlatihnya sebanyak 10 kali. Yang lima kali saya melakukan casting pemerannya dulu. Lima hari berikutnya baru mereka latihan. Masih banyak siswa yang baru mengenal seni teater hanya beberapa saja yang sudah pernah main teater,” jelas laki-laki lulusan Fakultas Sastra Universitas Negeri Yogyakarta ini.
Untungnya, lanjutny, dari sekolah yang terlibat memberikan support tempat dan konsumsinya. Amanah yang diemban Ardi, sapaan akrabnya, ini ada misi pribadi sebagai pegiat seni. Dia ingin mengenalkan kepada siswa tentang seni terutama teater.
“Harapan saya dari pertunjukan ini bisa mengenalkan kepada mereka ini lo ada kesenian yang bisa dipelajari daripada mereka main HP dan sebagainya” kata bapak dua anak ini.
Drama Musikal
Ketus LSBO PDM Kabupaten Gresik Sri Wahyuni SAg MPd menyampaikan tujuan tim LSBO menampilkan drama musikal itu untuk mengajak para musyawirin mengingat kembali perjuangan KH Ahmad Dahlan dan merekatkan ukhuwah antarsesama organisasi masyarakat keagamaaan di Kabupaten Gresik.
“Kami ingin memberikan tontonan yang menginsprirasi dan mengingatkan bersama untuk semua peserta termasuk para undangan pembukaan yang hadir. Kami juga menyisipkan pertemanan pendiri Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) agar kekeluargaan tetap terjaga antara Muhammadiyah dan NU,” kata wanita paruh baya yang akrab dipanggil Uyun ini. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.