Prestasi dan Tantangan PDA Surabaya Periode 2015-2022. Liputan Tri Eko Sulistiowati, Kontributor PWMU.CO Surabaya
PWMU.CO – Kegiatan Musyda Ke-17 Aisyiyah Kota Surabaya sesi pertama, telah selesai digelar di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Ahad (19/1/2023)
Agenda Musyda diawali dengan sidang pleno I, berlanjut pada sidang pleno II dan III yang mengerucut pada laporan pertanggungjawaban PDA Kota Surabaya. Setelah itu PDA menerima tanggapan dari PCA dan diakhiri dengan tanggapan balik dari PDA.
Sidang pleno I dengan pembacaan dan pengesahan tata tertib Musyda dimoderatori oleh Mardiyah. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pleno II berisi materi Risalah Perempuan Berkemajuan dengan narasumber Nur Laila dan penyampaian program Aisyiyah Kota Surabaya periode 2022-2027 dengan narasumber Shohifah dan moderator Umi Sarofa.
Sekretaris PDA Kota Surabaya, Shohifah, pada sidang pleno III menyampaikan laporan perkembangan dan dinamika gerakan Aisyiyah sebagai wujud pertanggungjawaban kerja PDA Kota Surabaya.
Hal ini sekaligus merupakan amanat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) untuk menguatkan kelembagaan kepemimpinan, menggerakkan kepemimpinan dan mendorong pencapaian program, baik di tingkat daerah maupun cabang.
Dia menjelaskan, dinamika kepemimpinan yang ada di Aisyiyah Kota Surabaya mengalami perpanjangan waktu, tepatnya di tahun 2019 saat pandemi Covid-19 menyerang Indonesia.
“Sehingga kepemimpinan yang semestinya sampai tahun 2020 diperpanjang hingga Desember 2022 dengan SK Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) nomor 222/SK- PWA/A/XII/2020,” katanya.
Shohifah juga mengatakan, di Tahun 2021, PDA Kota Surabaya kehilangan 1 pimpinan yang meninggal dunia, yaitu Dra Wahida Indria Afifah MPdI sebagai Wakil Sekretaris.
“Sementara itu juga, Hj Siti Fatimah selaku Wakil Ketua tidak aktif dikarenakan sakit. Namun mengingat periodenya sudah akan berakhir, maka pimpinan daerah tidak menambah personil,” jelasnya.
Prestasi dan Tantangan
Dia memaparkan, perjalanan 7 tahun yang dilaksanakan PDA Kota Surabaya bukanlah waktu yang sebentar, sehingga ada beberapa penghargaan dan prestasi yang sudah diraih.
“Di antaranya peringkat 2 tingkat nasional, sebagai organisasi yang berperan aktif dalam penanganan Covid-19 mewakili Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur Tahun 2022. Selain itu juga penghargaan dari Majelis Dikdasmen dalam bidang sekolah penggerak terbanyak,” katanya.
Seiring dengan prestasi yang diperoleh, imbuh Shohifah, tentu ada tantangan yang dihadapi selama periode kepemimpinan tahun 2015-2022 dalam menggerakkan organisasi untuk mencapai visi misinya.
“Tantangan tersebut antara lain; perkembangan regulasi pemerintah dalam berbagai aspek, baik yang berlaku di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Terjadi perubahan yang cepat dan berkembang, hal ini berdampak pada usaha pengembangan dakwah Aisyiyah baik pendidikan, kesehatan dan lainnya,” tutur Shohifah.
Perkembangan regulasi oleh pemerintah yang dikaitkan dengan badan hukum Aisyiyah yang berinduk pada badan hukum persyarikatan Muhammadiyah, menurut Shohifah, masih belum dipahami secara merata oleh pemerintah baik pusat maupun di daerah.
“Hal ini berdampak pada penilaian akreditasi PAUD, karena tanah atau lahan atas nama persyarikatan maka dianggap bukan milik sendiri sehingga mengurangi poin penilaian,” jelasnya.
Tantangan yang lain, menurutnya, berkaitan dengan perkembangan dunia digital yang sangat cepat belum diimbangi dengan kompetensi dan kultur digital para pimpinan organisasi.
“Meskipun berbagai fasilitas sistem online sudah dikembangkan, namun upaya-upaya optimalisasi pemanfaatan teknologi digital di seluruh level pimpinan organisasi dari sistem database laporan online dan website serta pemanfaatan media sosial masih harus terus dikuatkan,” tandasnya.
Tanggapan Pimpinan Cabang
Pemandu sidang pleno III, Novita Utami, memberikan kesempatan kepada setiap Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) untuk memberikan tanggapan. Tanggapan tersebut diwakili PCA Sambikerep, Kenjeran, Genteng, Sukolilo dan Wiyung dari pengurus harian dan badan pembantu pimpinan sesuai jadwal yang sudah disampaikan sebelumnya oleh panitia.
Christin Kartika Satya M, dari PCA Genteng memberikan tanggapan, bahwa laporan pertanggungjawaban keuangan periode 2015-2022 belum ditulis saldo akhir, sehingga hal ini belum jelas plus minusnya.
Tanggapan balik disampaikan Ketua PDA Surabaya, Alifah Hikmawati. Dia mengatakan, pada intinya,semua cabang sudah menerima laporan pertanggungjawaban, hanya saja untuk keuangan harus ada saldo awal dan saldo akhir agar terdeteksi berapa aset yang dimiliki oleh PDA Kota Surabaya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni