Kisah Anak Penjahit Jadi Peserta Terbaik Munaqasah Tahfidh Quran Tematik, liputan Kontributor PWMU.CO Malang Roisul Umam Asy-syauqi
PWMU.CO – Sebagai anak dari seorang penjahit, dapat menghafal beberapa ayat al-Quran tidak pernah dibayangkan oleh Zahraya. Dia memiliki tekad yang kuat menghafal al-Quran kelak dapat menyelamatkan keluarganya dari siksaan api neraka.
Prinsip inilah yang terus dia pegang. Dia pun terus berusaha untuk menghafal ayat-ayat al-Quran yang dipelajarinya sejak di kelas I SD Aisyiyah Kota Malang.
Apa yang dipelajari dalam menghafal Al-Quran oleh Zahrayya tidak sama halnya dengan kebanyakan orang saat menghafal maupun menyelesaikan hafalannhya 30 juz. Yang dipelajari Zahraya adalah menghafal beberapa ayat yang mana ayat tersebut berkaitan dengan tema atau kisah yang ada di dalam Al-Quran.
Kegiatan hafalan yang diikuti Zahraya adalah Tahfidh Quran Tematik (TQT). Program tersebut ada di tempat dia sekolah yaitu SD Aisyiyah Kota Malang.
Tahfidh Quran Tematik
Kepala SD Aisyiyah Kota Malang Reni Nur Farida MPd menjelaskan Program Tahfidh Quran Tematik (TQT) ini ada di SD Aisyiyah sejak tahun 2015. Program yang dilaksanakan pada Sabtu 18 Februari 2023 ini termasuk program unggulan.
“Tujuan diadakan program ini untuk mengenalkan kepada siswa bahwa di dalam al-Quran itu terdapat kisah-kisah yang perlu kita teladani,” katanya.
Program tersebut nanti akan diakumulasikan saat mereka kelas VI sebelum siswa lulus. Kegiatan ini bertemakan Munaqosyah. Kegiatan Munaqosyah ini merupakan ujian akhir hafalan yang meraka dapat dari kelas I-VI.
Munaqosyah VI saat ini dilaksanakan di Auditorium Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kampus 2 yang diikuti oleh kelas VI berjumlah 28 anak dan mereka didampingi orangtua mereka. Begitu halnya dengan Zahrayya yang didampingi oleh ayah tercintanya, yang merupakan soerang penjahit di rumahnya.
Rayya sapaan akrabnya mengungkapkan dia dapat menghafal 26 kisah dari ayat-ayat yang ada di dalam al-Quran. “Motivasi saya dalam menghafal adalah ingin menyematkan mahkota kepada orangtua saya kelak di akhirat nanti,” tuturnya.
Orangtua Zahrayya, Hermanto turut bangga dengan yang dicapai oleh anak keduanya. Dia terharu di panggung saat anak keduanya menyematkan mahkota di kepalanya.
“Saya tidak menyangka kalau Rayya dapat membuat kami semua bangga dengan prestasi yang diraihnya saat ini. Memang selama di rumah dia tetap mengulangi hafalannya dari apa yang dia dapatkan di sekolah,” ujarnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.