PWMU.CO– Kisah Busyro Muqoddas tentang sahabatnya semasa SMA, Cak Nun alias Emha Ainun Nadjib, diceritakan dalam acara Semarak Pra Musycab ke-16 PCM Sepanjang di Lapangan Ketegan, Ahad (19/2/2023) malam.
Di acara itu ada penampilan grup musik Kiai Kanjeng. Ketua PP Muhammadiyah Dr M. Busyro Muqoddas hadir bersama Cak Nun, panggilan akrab Emha Ainun Nadjib.
Kisah Busyro dibuka dengan cerita, dia dan Cak Nun yang berasal dari Desa Menturo Sumobito Jombang ini teman di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Setelah lulus Cak Nun meneruskan ke Fakultas Filsafat UGM. Lalu pindah ke Fakultas Ekonomi.
”Tapi sengaja tidak diluluskan. Kalau misalnya dulu lulus, dia tidak setenar ini. Tidak jadi senior saya. Karena orang cerdas maka beliau berani dalam kemaslahatan,” kata Busyro.
Kisah Busyro selanjutnya, Cak Nun ini tidak mau kalah dengannya. Dia jadi Ketua IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) atau OSIS, dan Busyro jadi sekretarisnya. ”Riwayat ini ada diceritakan tidak ya?” seloroh Busyro yang membuat Cak Nun tersenyum.
Lalu, sambung Busyro, suatu ketika Cak Nun sematkan gelar MH di depan namanya. ”Wani-wanine pasang gelar MH, lha SH saja belum, langsung MH. Tur ning ngarep,” ujar Busyro yang membuat penonton tertawa.
Ternyata MH itu singkatan nama depannya Muhammad. Sekarang ditulis Emha Ainun Nadjib yang terus bikin populer.
Menurut dia, Cak Nun lebih cerdas bacaannya. Membaca situasi, kemanusiaan, alam semesta, banjir, tsunami, tsunami politik. ”Kalau dibaca dengan hati nurani dan akal sehat melahirkan orang cerdas seperti Cak Nun yang gelar MH-nya di depan,” selorohnya lagi.
”Kalau saya pas ada waktu bergabung dengannya satu panggung, yang senang saya, jadi ikut tenar,” kata Busyro lagi yang memancing tawa.
Dia menerangkan, dalam ceramahnya Cak Nun itu menasihati diri sendiri, kita, dan sahabat-sahabat dari yang disampaikan tentang surat Ali Imron: 104-110.
”Amar makruf nahi munkar itu addiinu nasiha. Nasihat tentang kebaikan. Nasihat untuk umat Islam sedunia. Antara lain kepada Muhammadiyah 1912 dan adiknya Muhammadiyah yaitu NU 1926. Dua kiai besar, KH Ahmad dahlan dan KH Hasyim Asy’ari sekolah sama di Mekkah. iImune podho,” tuturnya.
Buah Amar Makruf
Kata Busyro, orang yang beramar makruf nahi munkar itu seperti dijelaskan dalam surat Ibrahim: 24-25. Diibaratkan seperti pohon yang mengakar kuat di tanah, dahannya menjulang tinggi ke langit, dan menghasilkan buah. ”Membuahkan produk amal jariyah dengan izin Allah,” tandasnya.
Dia mencontohkan PCM Sepanjang yang telah membuahkan puluhan hektare tanah wakaf, RS Siti Khodijah yang memiliki 26 dokter spesialis, 8 dokter umum 8, 16 sub spesialis, 244 tempat tidur pasien.
Di tempat lain Muhammadiyah di Dlanggu Mojokerto baru saja akuisisi sumah sakit swasta. Secara nasional amal usaha Muhammadiyah tercatat pesantren sejumlah 440, TK dan PAUD 20.233 sekolah, SD 2.817, SMP 1.826, SMA 1.364, dan 50 sekolah luar biasa.
Muhammadiyah juga memiliki 172 Perguruan Tinggi, 120 rumah sakit, 235 klinik, 561 panti asuhan. ”Ini semua wujud Ali Imron: 104 dan 110.
Di forum itu kisah Busyro diteruskan dengan cerita kunjungan dia ke petani Pakel di Banyuwangi yang bersengketa tanah dengan pengusaha. Dia minta doa nasib petani Pakel segera mendapatkan haknya. Orang yang ditahan dan disidang segera bisa dibebaskan.
Penulis Dian R. Agustina Editor Sugeng Purwanto