
PWMU.CO – 52 stand bazar dari UMKM Aisyiyah, Muhammadiyah, amal usaha memenuhi stand bazar halaman kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya untuk meramaikan Musyda Ke-18 Muhammadiyah dan Musyda Ke-17 Aisyiyah Surabaya, Ahad 26 Februari 2023
Berbagai menu makanan, minuman, dan aksesoris di stan bazar dikunjungi musyawirin sebelum naik ke gedung At-Tauhid UM Surabaya ada yang hanya melihat-lihat untuk membidik oleh-oleh yang akan dibawa pulang ada juga yang langsung belanja dan membawa belanjaannya di ruang Musyda.
Joane Herawati, Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) PDA Kota Surabaya sekaligus koordinator bazar menyampaikan, “Bazar yang digelar hari ini melibatkan 52 UMKM dari Aisyiyah, Muhammadiyah dan amal usaha seperti sekolah Muhammadiyah, panti asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah,” ujarnya.
Dia menyatakan, “semoga even Musyda Muhammadiyah Aisyiyah UMKM bisa lebih berkembang dan punya semangat memajukan ekonomi khususnya ekonomi keluarga,” lanjutnya.
Antusias musyawirin Aisyiyah untuk belanja di stand PCA Kenjeran punya alasan di antaranya produk yang dijual berupa abon lele yang berhasil meraih juara lomba video getapak (gerakan ketahanan pangan Aisyiyah nasional) dan lomba ketahanan pangan juara satu tingkat kota Surabaya tahun 2020
Wiwik Wahyuni (68) pembuat abon lele dari ranting Bulak Banteng Cabang Kenjeran menceritakan kesuksesannya diawali pandemi covid-19 yang dijadikan peluang dengan membudidayakan ikan lele di rumahnya ” ada dua kolam besar dan tiga belas tong kolam lele yang kami siapkan “. Terangnya
Dibantu putrinya, Septi Bunga Asmara (25) budidaya lele yang dipelihara dikembangkan dalam bentuk produk makanan “Abon Lele Boleh Baleg” sehingga bernilai jual dengan omset bersih perbulan lima ratus ribu rupiah.
“Arti dari nama Boleh Baleg maksudnya apabila ada konsumen yang sesudah menikmati produk kami dan merasa kurang, kami persilakan untuk balik ke kami, menghubungi kami dan bisa belanja lagi, ujar Septi.
Joane Herawati mengapresiasi usaha Wiwik dengan usaha abon lele sehingga ketika ada program nasional Aisyiyah pusat bekerjasama Defed dan LazizMu berupa bantuan dana segar untuk usaha terdampak pandemi covid-19, ” ada dua kali bantuan dana diberikan dengan nominal total satu juta lima ratus ribu rupiah untuk membantu UMKM yang terdampak agar bisa memutar ekonomi dalam keluarga”. Katanya
Wiwik yang juga beraktivitas sebagai pengasuh di TPA Aisyiyah 03 Platuk Donomulyo 6 No 11 sejak tahun 2013 hingga sekarang mengucapkan banyak terimakasih kepada Aisyiyah yang sudah banyak membantu berkembangnya usaha yang dilakukan dirumahnya dengan tetap bisa mengabdi di Aisyiyah.
Disadari oleh Wiwik pengalamannya berwirausaha dan keahliannya dibidang produksi abon lele didapatkan saat masih sekolah di SMTK (Sekolah Menengah Tekhnologi kerumahtanggaan tahun 1984-1985 dan sekarang berganti nama jadi SMKN 6 di Margorejo Wonocolo Surabaya.
“Lulus dari SMTK saya kerja di pastry hotel garden kemudian pindah di Ramayana hotel dan terakhir sebelum menikah saya kerja di hotel tanjung , pengalaman ini yang membuat saya ulet dan terus berjuang untuk membantu perekonomian keluarga,” tambahnya.
Wiwik menceritakan kelebihan abon lele produksinya yang tidak menggunakan bahan pengawet buatan melainkan menggunakan gula sebagai penggantinya” semakin lama gula yang ada dalam kemasan semakin menyatu dengan abonnya sehingga rasanya lebih enak”. Pungkasnya.
Penulis Tri Eko Sulistiowati Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post