Evoting 13 Formatur PDM Kota Surabaya dijaga ketat Kosegu; Liputan Muriyono dan M Syaifudin Zuhri, kontributor PWMU.CO Kota Surabaya.
PWMU.CO – Proses Evoting 13 Formatur Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya dijaga ketat Korps Serbaguna (Kosegu), Ahad (26/2/23).
Proses evoting 13 formatur dilakukan di ruangan khusus. Ruangan itu sebelumnya disterilkan tim Kosegu dengan membentuk barikade pembatas. Para peserta pemilihan hingga media tidak diperkenankan memasuki area yang ditentukan.
Sebanyak 12 layar komputer touchshcreen disiapkan di dalam ruangan yang berada tepat di belakang aula tempat pembukaan musyda. Tim IT UMSurabaya yang berjumlah delapan tim mendampingi 379 pemilih dengan dua laptop server yang berada di depan pintu masuk ruang evoting.
Evoting yang dimulai pukul 15.00 WIB, itu para peserta Musyda satu per satu menyalurkan hak pilihnya. “Secara runtut akan dipanggil tiap PCM beserta PRM di dalamnya. Nantinya mereka mengikuti alur yang disedia panitia,” ujar Najmuddin Tsahib, panitia pemilihan Musyda dari Tim IT.
Secara teratur, panitia pemilihan mengarahkan para pemilih yang dimulai dari ketua bersama jajaran serta majelis PDM Kota Surabaya. Kemudian dilanjutkan jajaran PCM-PRM, mulai dari abjad A yaitu Kecamatan Asemrowo hingga urutan abjad terakhir, yakni Kecamatan Wonokromo Surabaya.
Alur Evoting
Tsahib lalu mengilustrasikan tata cara dan alur pemilihan PDM kota Surabaya secara evoting, yaitu:
- Peserta melakukan presensi pemilihan dan mendapat token evoting
- Peserta dipersilakan memasuki ruang pemilihan dan menempati bilik pemilihan
- Peserta memindai token evoting ke perangkat pemindai. Bila berhasil, layar PC akan menampilkan tampilan pemilihan. Bila gagal, token telah digunakan akan diberikan token baru
- Peserta melakukan pemilihan suara pada layar komputer dengan menyentuh layar pilihan
- Peserta melakukan submit, proses selesai dan pesertapun dipersilakan keluar melalui pintu yang berbeda.
Sejauh pantauan PWMU.CO proses pemilihan berjalan lancar. Hanya terdapat satu kasus ketika salah satu pemilih token gagal terdeteksi. “Tadi ada satu token gagal karena print out kertas kurang sempurna sehingga dicetak ulang. Alhamdulillah, bisa terbaca oleh sistem,” pungkas Tsahib. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.