PWMU.CO – Memasuki musim semi di Lublin, kota besar ke-9 di Polandia ini memang membuat pendatang dari negara tropis masih terasa dingin. Apalagi bila ada hembusan angin. Badan serasa ditusuk jarum es, telapak tangan jadi seperti kram, lutut berdenyut dan mulut terasa ngilu menahan dinginnya cuaca di bumi Eropa. Demikian ungkap Ridlo Setyono, salah satu partisipan Erasmus Staff Training Mobility dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menceritakan kepada media online Muhammadiyah Jatim ini.
Kegiatan Staff Training Mobility yang bertempat di Lublin University of Technology diikuti oleh perwakilan staf akademik dari Eropa, Timur Tengah, Asia dan Amerika Tengah yang masuk keanggotaan Erasmus+ yang sponsori oleh Uni Eropa yang berupa beasiswa.
(Berita terkait: Akan Kenalkan Muhammadiyah di Polandia, Ridlo Setyono dari UMM yang Ikuti Staff Training Mobility Program 2017)
Terdiri dari perwakilan staff negara Perancis, Spanyol, Rusia, Serbia, Libanon, Maroko, Tunisia, Aljazair, Kosovo, Kamboja, Honduras dan Indonesia. Perserta yang mengirim paling banyak dari timur tengah seperti Maroko, Libanon, Tunisia.
Sesuai dengan jadwal hari pertama training (3/4), peserta mengikuti welcoming remark dari International Exchange Education LUT dan sambutan dari Małgorzata Wilczyńska, MA, IE Officer. Kemudian di sesi perkenalan, semua peserta diberi waktu 3-4 menit untuk mengenalkan dirinya, kerjaan, dan sedikit mengenai kampusnya.
Ridlo selaku wakil dari UMM memanfaatkan waktu itu untuk tidak hanya mengenalkan diri dan kampusnya. Akan tetapi, ia juga menyelipkan untuk mengenalkan Muhammadiyah di hadapan semua peserta dan tentunya dengan bahasa Inggris. ”Ini adalah saat tepat bagi saya untuk mengenalkan kampus dan juga Muhammadiyah. Setelah perkenalan pribadi dan kampus, saya tambahkan dengan mengatakan kalau UMM adalah salah satu dari kampus besar yang dimiliki organisasi Islam terbesar di Indonesia,” ujar Ridlo di forum tersebut.
(Baca: Alumni UMM Muhammad Syukron Eko Jadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Polandia)
Muhammadiyah, sebut Ridlo adalah pioner pendidikan di Indonesia. Karena sejak tahun 1913 hingga sekarang, Muhammadiyah telah memiliki ribuan sekolah dan perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan, Muhammadiyah telah membuka kampus di luar negeri, seperti di Malaysia. Karena itu, untuk urusan pendidikan, pemerintah Indonesia mempercayakan kepada Muhammadiyah. Itu terbukti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) era sekarang berasal dari jajaran pimpinan Muhammadiyah.
Tak ayal, paparan tentang Muhammadiyah membuat peserta banyak terkesima dan penasaran. Bahkan, ada yang mengatakan “wow great” dan sebagainya. Mereka pun antusias menyimak, dan penasaran dengan penjelasan mengenai Muhammadiyah.
”Alhamdulillah. Peserta dengan khidmat mengikuti apa yang saya sampaikan. Mereka juga antusias dan penasaran dengan Muhammadiyah maupun saya, yang satu-satunya peserta dari Indonesia,” jelas sekretaris MPI PDM Kabupaten Malang kepada pwmu.co.
(Baca ini juga: Ketua PPI Polandia Muhammad Syukron Eko Ingin Populerkan Budaya Indonesia)
Tak hanya itu saja, peserta dari timur tengah sangat appreciate dan mengagumi Indonesia. Mereka pun mengatakan “Indonesia is a good country”. ”Jadi di mata mereka, kita bangsa Indonesia masih dipandang baik dan sukses pemerintahannya,” sambung Ridlo.
Menutup presentasi singkat itu, Ridlo menyampaian bahwa UMM dan Muhammadiyah membuka pintu kepada semua delegasi kampus bila berkeinginan untuk research, studi banding, sharing dan diskusi mengenai kampus dan Muhammadiyah.
Ridlo pun berharap ini bisa menjadi media yang tepat untuk promosi dan mengenalkan Muhammadiyah di belahan negara lain yang belum paham tentang Muhammadiyah. ”Semoga dengan mengenalkan Muhammadiyah pada kegiatan di Polandia ini akan bisa mensyiarkan dalam rangkaian beramar ma’ruf nahi mungkar dalam mengembangkan Muhammadiyah di bumi Eropa dan belahan dunia lain. Dan Muhammadiyah semakin menggema dan tersyiar di dunia internasional,” pungkasnya. (aan)