PWMU.CO – Syahadat tidak cukup hanya diucapkan sekali dalam seumur hidup. Seharusnya, syahadat diucapkan sampai akhir hayat seseorang muslim. Demikian tausiyah pembuka KH Abdul Hamid Muhanan LC dalam pengajian Al-ukhuwah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Babat PRM Babat Tengah, Ahad (9/4).
Lebih lanjut Muhanan menyampaikan Hadist Riwayat (HR) Muslim. Disebutkan dari Abu Said Al-Khudri, Nabi Muhammad SAW bersabda: tuntunlah seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah.Selanjutnya, dalam Hadist Riwayat Abu Dawud juga diterangkan, dari Muadz bin Jabal, Nabi Muhammad SAW bersabda: barang siapa yang ucapan terakhirnya adalah laa ilaaha Ilallah, maka ia akan masuk surga.
(Baca: 3 Misi Kristenisasi yang Dijalankan Bangsa Penjajah di Indonesia dan Ini Cara Misionaris Alihkan Keyakinan Umat Islam)
”Yang menjadi persoalan adalah orang yang sudah membaca kalimat laa ilaaha ilallah, tanpa melakukan shalat dan ibadah lainnya bisa serta merta masuk surga? Tentunya tidak,” tafsirnya.
Pelaku syahadat, sebut Muhanan tidak boleh atau dilarang beribadah kepada selain Allah. Termasuk dengan cara mengkultuskan seseorang. Bahkan, Nabi Muhammad SAW dengan tegas melarang para sahabat-nya untuk mengkultuskannya.
Dalam HR Muslim disebutkan dari Umar Ibnul khatab RA, Nabi bersabda: Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku seorang hamba. Maka katakanlah, hamba Allah dan Rasul-Nya. ”Jangan sampai kita (manusia) mendewakan ataupun memperlakukan manusia, benda dan lainnya selayaknya Tuhan. Karena tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah SWT,” ia mengingatkan jama’ah.
Sementara berkaitan dengan akhlak, lanjutnya pelaku syahadat harus memiliki 3 prinsip. Pertama, pelaku syahadat itu layaknya pohon yang akarnya menghunjam ke dalam bumi dan cabangnya menjulang ke langit. Selain itu, pohom juga bisa sebagai tempat berteduh bagi orang yang kehujanan dan atau kepanasan.
Prinsip kedua, pelaku syahadat harus mempunyai rasa khauf, yakni rasa takut kepada Allah SWT. Sehigga tidak akan melakukan penyimpangan. Terakhir, pelaku syahadat harus memilki rasa roja’, yakni memiliki harapan. ”Apapun keadaannya, kita harus tetap punya harapan. Sehingga tidak punya pikiran untuk berbuat negatif. Apalagi bunuh diri. Karena hidupnya penuh dengan harapan dan pantang putus asa,” tegasnya.
Pengajian Al-ukhuwah diikuti oleh Ketua MPK PDM Lamongan Fathurrohim Syuhadi, Ketua PRM Babat Tengah Ahmad Arif Saudi dan segenap warga Muhammadiyah Babat Tengah. (hilman sueb/aan)