Soto dan Nasi Boran sebagai Tanda Musyda di Kota Lamongan; Liputan Gondo Waloyo Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU CO – Panitia Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-12 Muhammadiyah Lamongan menyiapkan nasi boran untuk musyawirin. Makanan khas Kota Lamongan dihidangkan sebagai menu makan malam, Sabtu (4/3/2023).
Disebut nasi boran karena tempat nasinya berada di boran, sejenis rinjing atau bakul besar dari anyaman bambu. Makanan dengan toping gimbal gembuk, telur, tahu, sambal urap, peyek, dan ayam dengan bumbu yang khas ini sangat cocok dimakan dengan nasi hangat.
Ja’far Shodik Anggota Musyda dari PCM Solokuro terlihat sangat menikmati. Ditanya bagaimana rasa nasi boran, dia mengangguk dan menjawab, “Ini beda rasa dengan nasi boran yang pernah saya makan, penuh berkah,” kata pria paruh baya ini.
Ja’far mengaku sering dibelikan boran oleh istrinya, tapi jarang dimakan karena kurang suka.Entah kenapa kali ini, di Musyda ini dia makan dengan lahap. “Ini enak dan mantap sekali,” kata pria asli Tenggulun ini.
Alfain Jalaluddin Ramadlan, salah satu panitia Musyda menjelaskan nasi boran khas Kota Lamongan ini sengaja dihadirkan sebagai tanda bahwa Musyda sekarang ini berada di Kota Lamongan.
“Kalau Sabtu siang tadi menunya soto, karena soto juga salah satu khas Lamongan. Maka malam ini nasi boran,” kata pria asal Desa Godog Kecamatan Laren ini.
Dia menambahkan, “Selain itu kita juga ingin bersinergi dan memberikan kebermanfaatan dan keberkahan bagi pelaku usaha kecil khususnya bakul makanan di sekitar Lamongan ini.”
Semoga, lanjutnya, Musyda Ke-12 Muhammadiyah Lamongan ini membawa berkah bagi semua. “Musyda ini tidak hanya untuk warga persyarikatan tapi juga untuk semua umat,”harapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni