Kutip Baiat Khalifah, Sambutan Perdana Ketua PDM Lamongan, Liputan Nely Izzatul Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-12 Muhammadiyah Lamongan resmi ditutup, Ahad (5/3/2023).
Acara yang berlangsung di Universitas Lamongan (Umla) sejak hari Sabtu (4/3/2023) ini masih diikuti anggota Musyda dengan antusias hingga acara berakhir.
Dalam sambutan perdananya setelah terpilih, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan Drs H Shodikin MPd mengaku bersyukur atas antusiasme anggota Musyda yang masih bertahan hingga penutupan.
“Saya bersyukur hingga hari terakhir jamaah masih penuh. Saya yakin ini karena memang semuanya bersungguh-sungguh untuk Muhammadiyah, dan kedua ingin dapat umrah,” ucapnya.
Selanjutnya, dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas suksesnya acara Musyawarah Ke-12 Muhammadiyah Lamongan ini.
“Mulai dari panitia penyelenggara, semua sie dari setiap seksi, seksi acara, para tim media dan donatur yang telah memberikan sumbangan demi suksesnya acara ini,” kata Shodikin.
Kutip Abu Bakar
Di hadapan 500 lebih anggota Musyda, dia mengaku hanya ingin mengawali sambutan dengan mengutip kalimat Abu Bakar Ash-Shiddiq.
“Saya ingin mengawali sambutan atas nama ketua terpilih, yang akan mengendalikan kepemimpinan lima tahun ke depan, dengan mengutip pernyataan Abu Bakar Ash-Shiddiq saat dibaiat menjadi khalifah,” katanya.
“Sesungguhnya aku adalah orang yang terpilih di antara Anda semua. Tetapi aku bukan orang terbaik di antara Anda semua. Maka kalau aku nanti berbuat benar tolonglah, bantulah, dukunglah! Jika akau ada kesalahan tolong diingatkan,” tandasnya.
Shodikin menambahkan, sebagai sahabat yang baik, saat itu Umar bin Khattab dengan kekhasannya sebagai orang Arab yang keras, lantas menjawab pernyataan Abu Bakar tersebut.
“Kalau kamu nanti salah, aku orang pertama yang akan menegur kamu,” ucap Shodikin menirukan pernyataan Umar bin Khattab.
Shodikin mengaku, setiap pemimpin pasti tidak ada yang sempurna selain Rasulullah SAW.
“Saya teringat petuah yang disampaikan oleh Sunan Drajat, dadio manungso sing biso rumongso, ojo dadi menungso sing rumongso biso. Sebab sing paling biso namung Allah SWT (jadilah orang yang pintar merasa bukan orang yang merasa pintar,” ucapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni