Dibentuk Dadakan, Tari Angsa Putih SM.P Miosi Berhasil Hibur Anggota Musyda, liputan khusus Musyda Muhammadiyah Sidoarjo oleh kontributor PWMU.CO Sidoarjo Nisrin Adelyna.
PWMU.CO – Penampilan Tari Angsa Putih SMP Miosi menghibur peserta Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11 Muhammadiyah Sidoarjo di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Ahad (5/3/2023).
Tari Angsa Putih yang ditampilkan oleh siswa SMP Muhammadiyah 10 (Miosi) Sidoarjo ini menghibur peserta Musyda sembari menunggu seremoni Pembukaan Musyda secara resmi.
Penampil Tari Angsa Putih adalah Sifa Qurrota Ayun (kelas VII-C), Yunia Putri Calista Alisha (kelas VIII-B, dan Muthia Bernado (kelas VII-C). Ketiga siswa ini mengaku sangat senang bisa tampil di acara Musyda ini.
“Awalnya kami deg-degan saat mau tampil. Alhamdulillah bisa tampil semaksimal mungkin. Dan senang juga karena dapat kesempatan bisa tampil di acara sebesar ini,” ungkap Sifa.
Kostum Tidak Melanggar Syariat
Guru pendamping Tari Angsa Putih Halidah Hanum Zagladi SPd menjelaskan, tari ini dipilih oleh tim perwakilan SMP Miosi karena tariannya merupakan tari yang masih bisa disesuaikan dengan kostum tarinya.
“Kami memilih tari ini tidak sembarangan. Ada banyak hal yang dipertimbangkan sekolah. Terutama kostum yang bisa disesuaikan dan gerakan tari,” ungkapnya.
Halidah – sapaan akrabnya menjelaskan, kostum tari yang dikenakan siswinya tidak boleh sampai melanggar syariat.
“Kostum yang dikenakan terdiri dari mekak (pakaian yang dikenakan), sayap, dan celana tariggung berwarna putih. Ditambah dengan aksesoris pelengkapnya yang terdiri irah-irahan (penutup kepala), kalung kace, dan rapek (kain pengganti jarik),” paparnya.
Senada dengan Yunia Putri Calista, anggota tim tari Muthia Bernardo menjelaskan, warna putih dipilih sebagai lambang kesucian dan kemurnian. “Sedangkan dominasi warna merah pada aksesoris pelengkapnya menandakan semangat, cinta, dan keberanian,” ungkapnya.
Uniknya, lanjut Halidah, anggota tim Tari Angsa Putih SMP Miosi ini terbentuk secara dadakan. Mereka terpilih secara kebetulan melalui penawaran sekolah.
“SMP Miosi tidak memilili tim tari sebelumnya. Maka kami tawarkan kepada anak-anak, siapa yang berminat umtuk menari di acara Musyda dipersilahkan,” ajaknya.
Menurutnya, jika seorang anak memiliki minat artinya anak tersebut mempunyai semangat yang tinggi. Meskipun belum memiliki bakat, akan lebih mudah melatihnya karena memiliki semangat yang tinggi.
“Perjuangan mereka untuk memberikan penampilan terbaik pun berlanjut. Ketiga siswi ini mengaku lelah dan sering meninggalkan pelajaran demi berlatih tari.
“Pastinya capek dan yang paling penting itu kita jadi sering meninggalkan pelajaran di kelas. Meskipun begitu, kita tetap mengejar ketinggalan pelajaran dengan menyelesaikan tugas yang diberikan,” ungkap Sifa. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.