PWMU.CO– Empat resep menjaga ruhani sehat dan bahagia menjadi bahasan Pengajian Umum Ahad Pagi di halaman Masjid at-Taqwa, Windurejo, Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Ahad (5/3/2023).
Hadir sebagai narasumber Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM. Tema pengajian Kesehatan Jiwa Ditinjau dari Perspektif al-Quran.
Di awal tausiyah Pak Suko, panggilan akrabnya, bercerita,”Tadi jam 2 saya barusan selesai dari Lamongan menemani acara Musyda. Lanjut pulang ke Surabaya. Menjelang Subuh saya berangkat menuju masjid ini. Setelah selesai dari sini melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk menghadiri acara Musyda PDM Blitar.”
”Semoga momen ini bagi saya agar kesehatan dan kekuatan yang diberikan oleh Allah ini untuk terus aktif dan bergerak kepada kepada masyarakat dan umat,” sambungnya.
Lantas dia mengupas kesehatan jiwa. Menurut WHO, kata dia, kesehatan jiwa adalah keadaan seseorang dalam kondisi sehat dan bahagia serta siap menerima tantangan kehidupan sekaligus bisa berinteraksi dengan orang lain.
”Oleh sebab itu, banyak orang sehat belum tentu bisa bahagia, karena ada dirinya belum memiliki aspek kesehatan jiwa,” tutur Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Nabi Muhammad SAW bersabda
عن عبد الله بن سلام رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
Dari Abdullah bin Salām -raḍiyallāhu ‘anhu-, dia berkata, aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Wahai manusia! Sebarkanlah salam, sambunglah silaturrahmi, berilah makanan, dan shalatlah ketika orang-orang tidur, kalian pasti masuk surga dengan selamat.
Dia menjelaskan, ada empat resep menjaga ruhani agar selalu sehat dan bahagia menurut al-Quran.
Pertama, jangan terlalu sering berbuat dosa.
”Kita kalau melakukan dosa dan kemaksiatan pasti hati gelisah, tidak tenang, dan waswas. Semakin sering kita melakukan dosa, maka semakin terganggu juga kesehatan jiwa kita,” ujar Sukadiono.
Hal ini sudah Allah tegaskan dalam al-Baqarah: 7
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.
Kedua, selalu berdzikir kepada Allah.
“Orang kalau ingin hatinya tenang dan bahagia harus banyak mengingat Allah, oleh karena itu di manapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun kita harus banyak berdzikir,” tegasnya.
Firman Allah dalam al-Ahzab: 4
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah dengan mengingat sebanyak-banyaknya.
Juga berfirman di ar Ra’du: 28
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Ketiga, rutin membaca al-Quran. ”Kita juga harus bisa mengimbangi dalam kesibukan kita untuk istiqamah membaca al-Quran. Menenangkan untuk kalbu juga syifa’ kehidupan kita.
Hal ini sudah Allah firmankan pada Qs. Al Isra’: 82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
Kami turunkan dari al-Quran menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim hanya akan menambah kerugian.
Keempat, bersedekah. Orang dermawan pasti hatinya luwes, murah senyum, ramah. Orang dermawan nilai sosialnya juga tinggi. Peduli terhadap sesama, suka menolong, rendah hati. Inilah resep kesehatan yang harus kita amalkan.
Hal ini sudah Allah tegaskan dalam Ibrahim: 7
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.
Penulis Muhammad Iqbal Rahman Editor Sugeng Purwanto