Organisasi Itu Tugas Utama, Bukan Sambilan; Liputan Kontributor PWMU.CO Malang Reni Nur Farida.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Dra Hj Rukmini MAP memberi kata pengantar dan pesan untuk memotivasi Anggota Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-7 Aisyiyah Kota Malang, Ahad (5/3/2023).
Rukmini menyampaikannya usai pembukaan bersama Musyda Muhammadiyah, sebelum berlanjut Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang periode 2015-2022. Lokasinya tak lagi sama dengan Musyda Muhammadiyah yang bertempat di Gedung Kuliah Bersama (GKB) IV lantai 9 Universitas Muhammadiyah Malang, melainkan berpindah di Hall B, ruang sampingnya.
Rukmini menyampaikan, empat dasar pemikiran diadakan Musyda. Pertama, merupakan agenda lima tahunan. Kedua, menyusun strategi dan program kerja yang akan dilakukan lima tahun mendatang,
Ketiga, laporan pertanggungjawaban pimpinan. Mulai dari Pimpinan Harian, Badan Pembantu Pimpinan, sampai Ketua Lembaga periode lalu.
Keempat, pemilihan pimpinan organisasi. “Tentunya pesan-pesan pada Muktamar, Musywil, kemudian dilanjutkan Musyda saat ini harus terangkai dan bisa menjadi komitmen ‘Aisyiyah Kota Malang dalam mendinamisasi gerakannya yang semakin maju, semakin unggul, dan meluas untuk kehidupan keumatan, kemanusiaan, dan kebangsaan,” ujarnya.
Dua Pesan
Rukmini lantas menyampaikan dua pesan. Pertama, pilihlah pemimpin yang cerdas. “Yakni pemimpin yang memiliki kemampuan di atas rata-rata sehingga bisa bergerak dinamis,” tegasnya.
Sebab, Rukmini menegaskan, organisasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ialah gerakan pencerahan dan pembaruan yang menjunjung tinggi agama Islam sebenar-benarnya. “Sehingga menjadi syarat utama bahwa pemimpin di Muhammadiyah adalah orang yang benar-benar luas pengetahuannya baik agama maupun umum,” ungkapnya.
Kedua, pilihlah pemimpin yang memiliki komitmen tinggi terhadap persyarikatan. “Jika kita sudah niat untuk berjuang di persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah, maka organisasi itu jadikan tugas yang utama dan pertama, jangan jadikan sambilan!” imbaunya.
Sambilan ini maksudnya, jangan sampai jika ada waktu dikerjakan, jika tidak ada waktu ya dibiarkan dulu. Sebab, kata dia, banyak pimpinan di Aisyiyah yang masih memiliki pemikiran seperti itu.
“Padahal seorang pemimpin itu selain harus pintar, yakni memiliki kemampuan di atas rata-rata. Pimpinan itu harus memiliki komitmen yang tinggi agar bisa merawat dan mengembangkan organisasi lebih baik,” terangnya.
Terakhir Rukmini berpesan, “Jika kita menyebut ‘Aisyiyah berkemajuan, berarti semua anggota Aisyiyah harus senang membaca, berpikir kritis, dan bekerja sesuai dasar yang telah ditentukan oleh organisasi.”
Begitu juga untuk berbicara. Menurutnya pemimpin harus tegas dan benar untuk tegaknya akhlak, akidah, dan muamalah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN