Ruhul Jihad, Semangat Berjuang di Muhammadiyah, liputanKontributor PWMU.CO Sidoarjo Nana Liesdiana
PWMU.CO – Majelis Tabligh bekerjasama dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidoarjo, Jawa Timur menyelenggarakan pengajian rutin tiga bulan sekali, Sabtu (11/3/2023).
Bertempat di SMP Muhammadiyah 1 (SMP Musasi) Sidoarjo, pengajian ini mengundang narasumber Dr Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur periode 2022-2027 Sholihin Fanani MPd.
Pengajian ini diikti seluruh guru dan karyawan yang bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Kecamatan Sidoarjo.
Faktor Interdinamik
Dalam kesempatan ini, Fanani menyampaikan Muhammadiyah terus maju dan berkembang karena ada faktor interdinamik di dalamnya.
“Ada ruhul jihad yang menjadi pemicunya yaitu semangat berjuang di Muhammadiyah. Maka faktor inilah yang wajib dimiliki oleh semua guru dan karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM),” ujar Fanani, sapaan akrabnya.
Dia memaparkan seseorang yang mempunyai ruhul jihad yang tinggi, maka etos kerjanya tinggi, peduli pada sesama, memberi sebelum diminta, dan melakukan yang terbaik dengan sungguh-sungguh.
Sebaliknya, lanjutnya, mereka yang ruhul jihadnya rendah akan tampak pada etos kerjanya yang rendah. Kita harus bekerja dengan bersungguh-sungguh, jangan hanya memikirkan diri sendiri, memikirkan orang lain.
“Semakin kita serius dalam memikirkan dan melakukan kebaikan untuk orang lain, maka Allah akan mempermudah urusan kita. Khoirunnas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Ini harus kita ingat dan praktikan,” lanjutnya.
Iman dan Islam yang tertinggi adalah akhlak. Nilai akhlak yang tertinggi adalah bisa menjaga perasaan orang lain. Sebaliknya nilai akhlak yang terendah adalah iri dan dengki. Naudzu billahi mondzalik.
“Semoga kita semua terhindar dari hal yang demikian, karena iri dan dengki adalah penyakit hati yang bisa membawa manusia pada hal kurang baik di hadapan Allah. Maka, iri dan dengki harus kita buang jauh-jauh,” pesannya.
Maka dari itu, tekannya, ruhul jihad harus menjadi pegangan, bagaimana bermuhammadiyah bisa berkemajuan. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.