PWMU.CO– Naik kereta api ke Surabaya anak-anak TK ABA 2 Jl Balaikota 59 Kota Pasuruan sudah bangun pagi-pagi menuju Stasiun Pasar Besar pukul 05.00, Selasa (14/3/2023).
Mereka tak mau terlambat ikut outing class naik kereta api ke Surabaya. Dengan seragam kaos olahraga dan ransel di punggung anak-anak diantar ibunya berkumpul di stasiun.
Outing class murid TK ABA 2 kali ini naik kereta api bersama dari Stasiun Pasar Besar Pasuruan menuju Stasiun Gubeng Surabaya lanjut menuju Monumen Kapal Selam.
Acara ini bukan sekadar jalan-jalan. Namun sebagai kegiatan puncak tema Kendaraan. Yaitu salah satu pengenalan kendaraan umum.
Kegiatan diikuti oleh 80 murid ditambah 80 ibu yang mengantarkan. Acara ini membuat anak-anak sangat antusias dan tak rewel. Mereka bisa bangun pagi langsung mandi lalu mengajak berangkat.
Bunda Boy wali murid kelas B bercerita, biasanya bangun pagi anak-anak banyak drama setiap pagi sebelum berangkat sekolah, namun hari ini pintar tak ada rewel.
Setelah semuanya berkumpul tak lama kemudian kereta komuter datang. Lalu mereka berbaris naik gerbong. Kereta berangkat pukul 05.35 WIB. Tarifnya murah Rp 6.000.
Begitu berangkat anak-anak bersorak gembira. Pelan-pelan kereta menembus pagi. Melewati kota dan perkampungan. Anak-anak melongokkan kepalanya ke jendela. Melihat suasana jalanan yang masih sepi. Belum banyak kendaraan lewat.
Setiap melihat sesuatu mereka berkomentar. Kemudian melintasi sawah. Masih diselimuti kabut. Matahari kemudian muncul pelan-pelan.
Naufal dan adiknya, Areta, saling memberitahu apa yang dilihatnya dari dalam kereta.
”Dik, lihat itu, sungainya sangat besar,” katanya.
”Iya Kak, bagus sekali,” jawab si adik.
Tiba-tiba kereta berguncang anak-anak tersentak langsung berteriak,”Heiiii…”
Perjalanan dari Pasuruan ke Surabaya terasa begitu dekat karena suasana perjalanan yang sangat menyenangkan. Pukul 07.24 kereta sudah tiba di Stasiun Gubeng Surabaya.
”Cepat sekali sampainya,” komentar Jundan siswa kelas B. Dia baru pertama kali ini naik kereta api. Anak-anak kemudian antre turun dari gerbong dipandu petugas. Barisan TK ABA 2 ini lalu baris keluar stasiun.
Menuju Monkasel
Di depan stasiun jalan sudah padat kendaraan di jam kerja ini. Lokasi Monkasel sangat dekat. Depan stasiun arah barat. Mereka berjalan kaki sambil bergandeng tangan berbaris menyeberangi jalan. Polisi yang berjaga di persimpangan Gubeng membantu menyeberangkan. Kemudian melintasi jembatan di atas Kalimas. Di depan mata sudah tampak Monumen Kapal Selam berwarna hijau berdiri di tepi Kalimas dengan latar belakang gedung pusat belanja Plaza Surabaya.
Tiba di Monkasel mereka bersama menaiki kapal selam. Didampingi pemandu anak-anak dijelaskan fungsi tiap ruang. Ada ruang tidur awak kapal, ruang kemudi, kamar komandan, teleskop, ruang senjata, dapur, dan lainnya.
Anak-anak terkejut. ”Wow ada peluru besar di dalam kapal selam,” komentar semua siswa-siswi TK ABA 2 setelah melihat peluru torpedo yang terpasang di peluncur roket.
Turun dari kapal mereka menuju teater melihat pemutaran film sejarah kapal selam KRI Pasopati 410 buatan Uni Soviet tahun 1952 itu. Kapal selam ini pernah dipakai dalam operasi Trikora pembebasan Papua tahun 1961 dari penjajah Belanda dalam perang di Laut Arafuru.
KRI Pasopati 410 pensiun dari armada TNI Angkatan Laut pada 26 Januari 1990. Pembangunan monument ini mulai 1 Juli 1995 zaman Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman dan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Gofar Soewarno. Dibuka untuk masyarakat pada 15 Juli 1998.
Penulis Masfeyah Editor Sugeng Purwanto