PWMU.CO – Banyak orang luar yang tidak tahu bagaimana “ruh” kinerja dalam ber-Muhammadiyah. Selain tentu saja tanpa digaji, berjuang di Muhammadiyah sesungguhnya seperti kelapa. Buah ini setidaknya bisa menggambarkan bagaimana kualitas seorang aktivis Muhammadiyah, matang atau tidak. Demikian salah satu inti taushiyah Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr dr Agus Taufikurrahman, dalam pelantikan bersama PDM, PDA, dan PDPM Kota Malang di UMM Dome, Ahad (27/3).
Agus mensinyalir salah satu keberhasilan Muhammadiyah diindikasikan dari banyaknya amal usaha. Meski demikian, tidak banyak orang –lebih-lebih orang luar– yang tahu bahwa menjadi pimpinan atau pengurus Muhammadiyah itu tidak digaji. “Saya pernah ditanya berapa gaji Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ya, saya jawab tidak digaji,” kata Agus sambil menceritakan keheran-heranan koleganya yang non-Muhammadiyah tersebut.
(Baca: 5 Prinsip Kerja PDM Kota Malang)
Selain itu, Agus juga menganalogikan berjuang di Muhammadiah itu seperti kelapa. “Cara mengambilnya kasar, dengan dilempar atau dijatuhkan dari atas pohon. Setelah itu harus dikuliti sabut kelapanya, kemudian dipecahkan batok kelapanya. Setelah itu masih harus dicukil daging kelapanya.”
Meski sudah berkali-kali “tersiksa”, tambah Agus, penderitaan kelapa ternyata tidak hanya sampai disitu. Si kelapa masih harus diparut dan kemudian diperas untuk diambil santannya. “Tapi setelah santan dituangkan di makanan atau sayuran sehingga jadi enak, kelapa tidak pernah disebut-sebut,” tutur Agus menggambarkan betapa orang Muhammadiyah bekerja harus iklhas, tidak mencari nama dan keuntungan. Oleh karenanya, lanjut Agus, kalau tidak terpilih jadi pimpinan atau pengurus harus tetap bekerja karena tidak beorientasi nencari nama.
(Baca: 3 Pesan Ketua PWPM untuk PDPM Kota Malang)
(Baca: Istri Aman Jika Ikut Aisyiyah)
“Lantas bagaimana dengan makanan atau minuman yang menyebut kelapa dalam namanya, seperti es degan atau kelapa muda serta es kopyor?” tanya Agus. Jawabnya, kalau itu terjadi di aktivis Muhammadiyah, itu berarti dia ber-Muhammadiyah demi nama dan untuk gagah-gagahan. “Sama artinya, berarti orang tersebut masih muda ber-Muhammadiyah-nya atau malah sudah “kopyor” pikirannya,” jawabnya yang disambut tawa para hadirin.
PDM Kota Malang periode 2015-2020 hari ini dilantik oleh Wakil Ketua PWM Jatim, M. Sulthon Amien MM. Formasi PDM Kota Malang, sebagaimana keputusan Musyda pada 7 Februari silam, diketuai oleh Dr Abdul Haris, MA. Kepemimpinan ini dilengkapi dengan Drs Maryanto MM sebagai Sekretaris, Imam Abda’i SE SH MM sebagai Wakil Sekretaris, serta Drs Abd Kadir Usri Ak MM sebagai Bendahara. Sementara 7 lainnya berposisi sebagai Wakil Ketua: Abdurrohim Sa’id SAg MA, Ir Baroni MM, Dr dr A Andyk Asmoro SpAn, Ir Agus Purwadyo, Prof Tobroni, Dr Arifin, dan Dr Sihabudin SH MH. (nas/jam)