Tanda Cinta Kasih
Ada banyak kisah dari setiap simbol yang terlihat dan terbaca oleh mata. Ada banyak cerita akan arti sebuah kata cinta. Sebuah hadiah sering dijadikan simbol seseorang menyatakan kasih sayang. Hadiah bisa berupa binatang, daun, maupun bunga sebagai simbol cinta kasih. Ada sejarah di balik menjadikan benda-benda tersebut sebagai simbol kasih sayang. Selain indah saat dipandang, juga punya makna tersendiri.
Kata hadiah berasal dari bahasa Arab yang mempunyai akar kata sama dengan hudan, artinya petunjuk. Manusia jika boleh diibaratkan mesin, adalah mesin yang canggih. Untuk pengoperasiannya dilengkapi dengan manual book. Buku panduan, anugerah Ilahi yang paling berharga untuk hamba-Nya adalah Kitabullah, al-Qur’an, sebagai way of life.
Acap kali pemberian hadiah seorang suami berupa barang. Adakalanya barang berharga, seperangkat perhiasan bertahtakan emas dan berlian. Yang biasa dilakukan kebanyakan lelaki adalah memberi sekuntum mawar merah. Atau, sekadar sebuah kecupan mesra dan pelukan. Atau, sekadar “senyuman”.
Lain lagi perlakuan Shah Jehan. Raja Mughal Agro India. Untuk mengukir cintanya kepada sang Istri, Mumtaz Mahal, yang telah meninggal lebih dulu. Olehnya dibuatkan sebuah kuburan megah nan indah, Taj Mahal. Setiap dinding kamar sangat indah dihiasidengan relief dado, tatahan lapidary yang rumit dan panel kaligrafi halus. Konon untuk membangun moselium yang prestisius itu dibutuhkan waktu 20 tahun. Dukanya tidak berkesudahan. Sisa hidupnya habis meratapi kepedihannya.
Andaikan istrinya bisa bangun kembali mungkinkah akan berlinangan air mata, tanda sukacita besarnya cinta sang Kekasih mengabulkan keinginannya membangun peristirahatan terakhir yang tiada duanya. Atau, justru menyesal atas kesalahannya melukis kemubaziran dikubur di tempat mewah hanya untuk menyimpan kerangka tulang belulangnya.
Bagaimana dirinya harus mempertanggungjawabkan di hadapan Sang Khalik. Kini, hanya jadi tontonan dan tempat selfie. Bukan diziarahi-didoakan akan keselamatannya di akhirat.
Garwa, Sigaraning Nyawa
Konsep Jawa, istri diistilahkan garwa, sigaraning nyawa. Artinya belahan jiwa atau separuh dari nyawa. Banyak fenomena di masyarakat, keberhasilan suami karena ditopang oleh istri.
Saya sendiri merasakan bagaimana ibunya anak-anak berharap banyak agar diri saya mampu tampil berkiprah ke depan berbuat sesuatu yang bermanfaat. Dia melihat bahwa diri saya mempunyai potensi untuk itu. Tak bosan-bosannya dia memotivasi dan meyakinkannya.
Meminjam istilah Mario Teguh, para suami harusnya bahagia karena istrinya menjadi penghebat dirinya. Kalau suami menjadi kepala rumah tangga letaknya cuma di atas, yang disangga oleh leher kaki dan sebagainya. Penopang itulah peran istri tercinta. Dia berseloroh, “Mestinya para suami ikhlas akan darma istrinya yang luar biasa itu.”
Tragedi yang melanda pasangan Pangeran Charles dan Lady Diana, tidak menemukan keharmonisan dalam menyatukan langkah. Kurang apa bagi Diana hidup bersanding dengan Pangeran Kerajaan, pewaris \tunggal Kerajaan Inggris, yang kesohor, kaya, tampan, dan bermartabat.
Diterima menjadi anggota istimewa keluarga ningrat Istana Buckingham, bermandikan kemewahan dan penghormatan. Diana tak pernah bermimpi hidupnya akan mendapatkan privilege semacam itu. Dan itu semua, lebih dari sekadar sebuah hadiah dalam hidupnya.
Nyatanya untuk putri cantik yang didapatkan selama ini tak lebih hanya materi belaka. Yang dia butuhkan penghargaan atas keberadaan dirinya sebagai seorang istri, dan itu tidak didapatkannya.
Kayaknya orang seperti Charles tak memerlukan lagi penumpu semacam Diana yang hanya seorang guru taman kanak-kanak. Dalam sebuah kesempatan, Diana pernah mengeluh kalau berbicara kepada suaminya, selalu saja dipotong sebelum selesai kalimatnya. Mungkin saja Charles terlalu pintar, sudah paham lebih dulu ujung tutur kata istrinya.
Suami tak mau berkorban waktu untuk mendengar, apalagi memperhatikan per huruf percakapan sang Lady. Atau, bahasa Diana terlalu sederhana seperti halnya berbicara kepada muridnya perlu perkataan yang mudah dipahami tak berbelit-belit. Tidak pandainya Charles menjadi pendengar yang baik, memicu retaknya hubungan jalinan kasih keduanya.
Baca sambungan di halaman 3: Peran Istri