![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2023/03/Anies-bersama-wartawan.jpeg?resize=1200%2C540&ssl=1)
Dua Jam Anies Baswedan Berdialog dengan Wartawan Jatim, Oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
PWMU.CO – Anies Baswedan memanfaatkan kunjungannya ke Jawa Timur Jumat-Ahad (17-19/3/2023) dengan berdialog bersama pemimpin redaksi, wartawan senior, dan kolumnis dari berbagai media—koran, TV, radio, online—yang ada di Jawa Timur. Seperti Jawa Pos, Tempo, Detik, Suara Surabaya, Kompas, Radar, Surya, Bangsa, Duta Masyarakat, TV9, JTV, SCTV, dan lain sebagainya, termasuk PWMU.CO. Tercatat ada 50 media yang diundang panitia.
Acara bertajuk Chief Editor Dialog itu diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Jawa Timur di Ballroom I Shangri-La Hotel, Jalan Mayjen Sungkono No 120 Surabaya, Jumat (17/3/2023) malam.
Dialog dibuka oleh Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Timur Sri Sajekti Sudjunadi. Setelah membuka forum dia mempersilakan wartawan senior Dhimam Abror Djuraid naik ke panggung sebagai moderator. Abror pun mengajak Anies duduk di sebelahnya.
Namun Anies mengusulkan agar dirinya tidak berbicara di atas panggung. Dia lebih suka berbicara berdekatan dengan peserta diskusi yang duduk di beberapa meja bundar. Alasannya, agar tidak berjarak sehingga bisa leluasa mengobrol. Maka turunlah keduanya. Dan panitia bergegas mencarikan tambahan meja kursi untuk Anies daa Abror.
“Saya mengucapkan terima kasih pada Bapak Ibu sekalian untuk meluangkan waktu untuk diskusi bersama,” ucapnya. Dia menjelaskan kedatangannya ke Jawa Timur untuk menyapa masyarakat di Surabaya dan sekitarnya. Juga untuk berdiskusi dan berdialog, bertukar pikiran, termasuk dalam pertemuan ini.
![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2023/03/Anies-Baswedan-edited.jpeg?resize=1133%2C510&ssl=1)
Dalam acara tersebut Anies memilih memulai dialog dengan membuka gagasan, nasihat, anjuran, masukan, atau pertanyaan dari para peserta.
Maka Abror pun membuka sesi pertanyaan dalam dua sesi. Sesi pertama ada lima peserta yang dia kasih kesempatan berbicara dan tujuh orang pada sesi kedua.
Beragam yang mereka sampaikan. Mulai dari kesemerawutan undang-undang, citra polisi yang terpuruk, apakah jika terpilih Anies akan meneruskan atau tidak Ibu Kota Nusantara (IKN), siapa pendamping Anies sebagai bakal calon wakil presiden, kalau jadi presiden apakah akan mengganti kurikulum sekolah, kalau jadi presiden akan berporos pada Amerika atau China, politik identitas, hingga mengapa dia tak hadir di milad 1 abad NU, dan sebagainya.
Semua pertanyaan itu dicatat oleh Anies sehingga tak ada satu pun yang terlewatkan. Dengan santai dan sabar dia menjawab satu per satu pertanyaan atau pernyataan itu. Dalam pantauan PWMU.CO, total Anies berbicara 2 jam 10 menit. Dimulai pukul 20.00 dan berakhir pukul 22.10 WIB.
Jawaban Anies yang argumentatif, logis, sistematis, dan dengan contoh-contoh saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, membuat penanya puas. Tidak ada perdebatan. Forum mengalir dan gayeng. Sesekali diselingi canda dan tawa. Juga tepuk tangan. Dari situ terlihat bagaimana visi Anies dalam membangun Indonesia ke depan.
Karena panjangnya dialog, jawaban Anies akan dimuat PWMU.CO secara lebih lengkap di edisi berikutnya. Mengapa harus lengkap? Saat ditanya apakah dialog ini boleh dipublikasikan, Anies menjawab, boleh asal tidak sepotong-sepotong seperti memotong ayat fawaillul lil mushallin. Celaka bagi yang shalat. Padahal ayat itu ada lanjutannya.
Tak hanya sabar mendengarkan dan menjawab pertanyaan, Anies juga sabar saat diajak berfoto bersama atau swafoto oleh para peserta. Dia melayani satu per satu permintaan itu. Anies bahkan beberapa kali yang mengambilkan gambarnya. Jepret-jepret! (*)
Discussion about this post