Anies Mengukur Gelombang Perubahan dari Jawa Timur, Oleh Dhimam Abror Djuraid
PWMU.CO – Jawa Timur akan menjadi penentu kemenangan dalam perhelatan pilpres 2024 mendatang. Jawa Timur dipercaya akan menjadi ‘’battle field’’, ajang pertempuran, yang bakal menjadi penentu kemenangan. Karena itu, semua kontestan pilpres 2024 memberi fokus perhatian ekstra kepada Jawa Timur.
Anies Baswedan (ABW) juga demikian. Ia melihat Jawa Timur sebagai titik strategis yang bakal menjadi penentu kemenangan. Karena itu Jawa Timur harus digarap dengan pendekatan ekstra teliti. Salah langkah di Jatim bisa berakibat fatal, dan ‘’benar langkah’’ di Jatim akan membawa perubahan besar.
Anies melakukan kunjungan silaturrahim ke Jatim 17-19 Maret 2023 sebagai langkah awal pertarungan 2024. Ini adalah kunjungan pertama Anies sejak dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Partai Nasdem, PKS (Partai Keadilan Sejahtera), dan Partai Demokrat.
Rangkaian acara ABW sangat padat. Dalam sehari ia bisa menjalani agenda sampai 7 acara, dimulai dari subuh dan berakhir tengah malam. Pada hari pertama (17/3) ABW mengawali kunjungan dengan melakukan shalat Jumat di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya. Ribuan umat yang mengikuti slahat Jumat memanfaatkan kesempatan itu untuk mengerubuti ABW dan meminta berfoto bersama.
Setelah shalat Jumat, ABW makan siang di sentra kuliner Gayungan yang ada di seberang masjid. Jarak sentra kuliner dengan masjid yang hanya menyeberang jalan harus ditempuh sampai 40 menit, karena massa berjubel mendekati ABW untuk berfoto. ABW sebenarnya sudah dijadwalkan untuk makan siang di sebuah resto di dekat masjid, tapi dia memilih untuk makan siang di sentra kuliner untuk menikmati makanan tradisional sekaligus berinteraksi dengan masyarakat.
ABW kemudian melanjutkan acara ke Dyandra Convention Center untuk mengikuti ‘’Simfoni Kebangsaan’’. Acara diikuti oleh partai pendukung, jaringan simpul relawan, dan masyarakat umum. Ruangan hall utama yang berkapasitas 4.000 tempat duduk penuh sesak oleh massa. Di bagian selasar depan masih sangat banyak orang yang tidak bisa masuk ke ruangan utama.
Malam harinya di Hotel Shangrila, ABW mengadakan pertemuan dan makan malam dengan pimpinan partai pengusung. Acara kemudian dilanjut dengan ‘’Chief Editors Meeting’’, dialog dengan pemimpin redaksi, pimpinan media, kolumnis, dan wartawan senior Surabaya. Acara berlangsung lebih dari dua setengah jam.
ABW mengatakan bahwa acara seperti itu rasanya seperti ujian desertasi, karena pertanyaan yang diajukan sangat tajam dan berbobot. ABW menjawab semua pertanyaan sensitif secara terbuka dan mempersilakan peserta untuk mengutip pernyataan-pernyataannya. Pertanyaan tajam seperti Formula E dan KPK, calon wakil presiden, IKN (Ibukota Nusantara), masalah utang luar negeri, dan beberapa isu lain, dijawab ABW secara terbuka.
Hari kedua diisi dengan shalat subuh berjamaah di Masjid Rakhmat, Kembang Kuning, Surabaya. Masjid ini dikenal sebagai salah satu yang tertua di Surabaya. Para peziarah yang datang ke Surabaya biasanya datang ke Masjid Ampel untuk berdoa di makam Sunan Ampel, lalu datang ke Masjid Rakhmat yang didirikan oleh mertua Sunan Ampel, dan kemudian menziarahi makam Mbah Bungkul di area Bungkul.
ABW memanfaatkan kunjungan ke Jawa Timur untuk berziarah ke beberapa tempat. ABW menziarahi makam Sunan Ampel, makam Mbah Bungkul, dan juga makam K.H Mas Alwy, kiai yang menciptakan nama ‘’Nahdlatul Ulama’’ pada 1926 yang kemudian menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia. ABW juga berziarah ke makam Syaikhona Cholil di Bangkalan dalam kunjungan ke Madura.
Kunjungi Madura
Kunjungan ABW ke Madura dipusatkan di Pondok Pesantren At-Taroqy, Karongan, Sampang pimpinan K.H Farouq Alawy, putra ulama legendaris K.H Alawy Muhammad. Madura adalah wilayah yang menjadi penyumbang suara terbesar bagi pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada pilpres 2019. Kali ini suara Madura akan menjadi rebutan sengit antara ABW dan Prabowo. Calon lain juga pasti ingin merebut suara Madura. Tetapi, kemungkinan besar para pemilih Madura akan lebih fokus kepada ABW dan Prabowo.
Melihat antusiasme warga di Sampang yang sangat tinggi, sangat mungkin ABW akan mendapatkan suara terbesar. Tentu saja Sampang tidak bisa menjadi satu-satunya ukuran untuk merebut suara Madura. Tetapi, melihat antusiasme warga serta dukungan dari ulama dan kiai dari berbagai penjuru Madura, terlihat bahwa ABW mengungguli calon lainnya.
Sabtu malam dimanfaatkan oleh ABW untuk ‘’Mlaku-Mlaku nang Tunjungan’’ untuk menikmati suasana malam Minggu. ABW bertemu dengan berbagai kalangan masyarakat dan berinteraksi dengan penghobi fotografer yang berpangkal di Tunjungan. ABW juga menikmati sajian musik tradisional yang bermain di trotoar.
Hari terakhir dimanfaatkan oleh ABW untuk mengikuti festival ‘’Menanam Kebaikan Menebar Perubahan’’ di halaman parkir Grand City. ABW sempat mampir ke area Kalimas untuk menebar benih ikan dalam rangka peringatan Hari Air Sedunia. Pada festival di Grand City ABW disambut oleh berbagai atrasksi permainan tradisional khas Surabaya, seperti engkle, dakon, dan permainan kitiran.
ABW kembali ke Jakarta Ahad siang (19/3). Acara yang padat dan menguras tenaga dijalani ABW dengan penuh semangat. ABW mengatakan puas dengan kunjungan ke Jawa Timur, dan berjanji akan mendatangi Jawa Timur lebih sering lagi.
Dari kunjungan itu ABW menyimpulkan bahwa semangat perubahan terasa sangat besar di Jawa Timur. Selama ini masyarakat Jawa Timur merasa seolah-olah sendirian ketika menginginkan perubahan. Tetapi, even di Surabaya dan Madura menunjukkan bahwa mereka yang menginginkan perubahan tidak sendirian. Jumlah mereka semakin membesar dan berkumpul menjadi sebuah gelombang yang membawa perubahan.
Sebelumnya, banyak yang merasa ragu-ragu dengan keinginan perubahan. Tetapi, kunjungan ABW ini membawa resonansi yang sangat besar. Resonansi ini akan berkembang terus dan menjadi gelombang perubahan yang besar.
Optimisme ABW, antara lain, muncul karena besarnya antusiasme warga yang bergabung dalam berbagai simpul relawan pendukung ABW. Ada lebih dari 30 simpul relawan yang ditampilkan pada acara ‘’Simfoni Kebangsaan’’. Di ahri kedua ABW juga menyempatkan diri untuk sarapan bersama pimpinan simpul relawan dan berfoto bersama. ABW secara khusus mengucapkan terima kasih atas dukungan para relawan.
ABW mengakui bahwa pihaknya merancang kunjungan ke Jawa Timur dengan teliti dan hati-hati. Bahkan, sempat juga muncul rasa waswas. Tetapi, muhibah 3 hari itu meyakinkan ABW bahwa perubahan akan terjadi. Dan, Jawa Timur akan menjadi simpul penting lahirnya perubahan itu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni