Kunjungan ‘kenegaraan’ pertama ke Sidoarjo, Ini pesan Dzul Fikar Ahmad Tawalla; Liputan Muhammad Mauludy Falaakhy, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Sidoarjo menyelenggarakan Kajian Pimpinan di Aula lantai 3 Kantor PDM Sidoarjo, Ahad (19/3/23).
Dimulai pukul 09.00, kegiatan tersebut merupakan estafet dari Kajian Ahad ke-3 dengan tema Pemuda Membangun Peradaban, yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sidoarjo di Masjid An Nur.
Kunjungan Pertama
Kedatangan Dzul Fikar ke Sidoarjo menjadi spesial, karena menjadi kunjungan kerja pertama yang dilakukan semenjak terpilih menjadi ketua PP pasca-Muktamar Balikpapan, Kalimantan Timur (21-24 /2/23).
Dzul Fikar mengawali kajian dengan mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib, “Jadilah seperti lebah di mata burung”. Kenapa seperti itu? Burung memandang lebah itu mahluk kecil terbangnya loncat loncat, namun bagi manusia lebah itu lebih barakah dari pada burung, karena kandungannya menghasilkan madu yang ada di perut lebah,” jelasnya.
Begitu juga seharusnya Pemuda Muhammadiyah itu bertindak dan memandang sesuatu. Lihat apa kemanfaatan yang bisa diambil, kebaikan apa yang bisa diambil, jangan dilihat sesuatu itu dari persepsi persepsi orang.
“Halal dan haramnya politik itu tergantung kandungannya, haram halalnya kekuasaan itu tergantung kandungannya, halal haramnya mendukung sesuatu itu karena kandungannya. Sebab kalau kita mendukung seseorang itu untuk menjatuhkan orang lain, maka itu pun sama,” ungkapnya.
Kata Imam Idris As-Syafi’I لا خَيْرَ فِيمَنْ خانَ أخَاهُ: Kalimat ini memiliki makna yang dalam, bahwa seseorang yang mengkhianati saudaranya tidak akan mendapatkan kebaikan apa pun dari tindakannya tersebut.
Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kepercayaan dan kesetiaan terhadap saudara atau orang lain dalam kehidupan sosial. Maka ada dua pesan, yang pertama lihat kebermanfaatan, yang kedua jangan pernah menghianati kepercayaan dan persaudaraan.
“Saya sangat berharap teman-teman Pemuda Muhammadiyah bisa mengambil pelajaran dari lebah-lebah ini, yang di dalam perutnya terkandung kebaikan-kebaikan, tidak hanya untuk kebermanfaatan tapi juga keberkahan,” ulasnya.
Membangun Kemandirian
Dzul Fikar juga menyampaikan, Pemuda Muhammadiyah ke depan memiliki agenda-agenda besar. “Saya titip kepada teman-teman di Sidoarjo turut menjadi perekat Gerakan Pemuda Muhammadiyah. Satu tantangan terberat ke depan yakni bagaimana mewujudkan upaya kemandirian yang bisa diwariskan, bukan hanya kemandirian yang hanya cukup diperbincangkan saja,” paparnya.
Apa itu kemandirian yang bisa diwariskan? Yaitu kemandirian yang organik yang akarnya kuat mencengkeram di dalam tanah. Tidak ada pohon yang akarnya numpang di akar pohon lain, selalu berdiri di akarnya sendiri, selalu tumbuh di atas akarnya sendiri.
“Maka jangan mencari kemandirian di tempat lain,kejar dulu di dalam Muhammadiyah, itu kita rapikan dulu kemudian baru kita lakukan pembasisan-pembasisan. Teruslah bekerja, supaya suatu saat nanti bisa membawa kemanfaatan yang jauh lebih besar bagi Pemuda Muhammadiyah dan untuk bangsa dan negara,” pesannya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.