Kiat Menulis Buku yang Menginspirasi; Liputan Riska Oktaviana, Kontributor PWMU.CO Surabaya.
PWMU.CO – Kiat menulis inspiratif disampaikan Fibrina Aquatika MPd dalam Pelatihan Menulis Buku untuk Aktivis Muhammadiyah Ngagel Kota Surabaya di Laboratorium Komputer Ahmad Dahlan Education Center (ADEC) SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Jumat (17/3/2023).
Mengawali materi, Guru SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya ini mengutip salah satu quote satrawan legendaris Pramoedya Ananta Toer. “Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dari sejarah”.
Ia mengatakan, menulis menjadi keterampilan dalam bahasa yang paling kreatif dan kompleks. “Menulis tidak sekadar belajar dan menuangkan kreativitas lewat tulisan,” katanya.
Ia menambahkan, menulis juga hobi yang menghibur, membahagiakan, dan produktif. Lewat tulisan, manusia dapat menjadi lebih hidup dan ‘ada’
Guru kelahiran Pacitan Jawa Timur ini menyampaikan ada empat keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan itu meliputi menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis. “Menulis ini yang paling kompleks dan rumit perlu proses kreativitas,” katanya.
Bentuk karya tulis itu, lanjut dia, tidak hanya sastra, tetapi banyak jenisnya. “Ada tiga jenis karya tulis, yaitu karya tulis ilmiah, karya tulis non-ilmiah (sastra), dan karya tulis populer.
Ia mengatakan, meskipun jenisnya sama, lanjut dia, tapi prosesnya beda. “Untuk bisa menulis karya tulis yang berbeda, solusinya banyak membaca. Memperbanyak membaca itu memperbanyak perbendaraan kata,” ujarnya.
Kiat Menulis inspiratif
Dalam kesempatan ini, penulis buku inspiratif ini berbagi tips bagaimana menulis buku yang menginspirasi. “Pertama, melakukan riset penelitian terkait topik. Jadi misalkan membuat karya sastra novel misalnya tentang agama, berarti harus melakukan riset terkait agama juga. Misalkan hubungan antara manusia dengan penciptanya”, terangnya.
Kedua, menggali ide yang mendalam bisa dari buku, perjalanan atau pengalaman. “Sumber ide bisa dari manusia, alam atau lingkungan, dan teknologi,” ucapnya.
Ketiga, merumuskan judul yang kreatif. “Judul itu penting karena menjadi point of view seseorang. Karena judul yang kreatif itu akan meningkatkan minat pembaca.
Menurutnya, strategi membuat judul itu yang sifatnya bertanya. “Agar akhirnya para pembaca itu jadi berpikir apa ya ini kira-kira jawabannya. Akhirnya dibuka bacaannya itu tadi atau judulnya diklik,” ucapnya.
Keempat, menyusun draf tulisan. “Jadi menyusun draf tulisan itu ketika sudah berhasil menemukan ide. Kemudian judulnya sudah ada baru kita buat draf secara kasar saja. Kita bisa buat headline-nya saja nanti tinggal dikembangkan,” terangnya.
Kelima, memilih gaya bahasa dan diksi yang menarik. “Nah ini berkaitan dengan topik. Jadi kalo topiknya tentang sesuatu yang urgensi misalnya politik, maka memilih bahasanya juga sesuai bidangnya. Hindari kalimat yang berbelit,” ujarnya.
Di akhir sesi Fibriana memotivasi peserta terkait dengan literasi. “Allah yang sudah menghadirkan ilmu sedemikian banyak, segala jenisnya hadir di dunia ini. Allah sudah turunkan begitu luar biasa untuk kita semua pelajari. Jangan sampai tidak kita pelajari sedikit pun. Menjadi pribadi yang literat untuk generasi literat,” katanya memotivasi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni