Saat Jemari Lebih Cepat dari Otak; Oleh Humaiyah Sekretaris Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Tanggul Jember
PWMU.CO – Berdakwah tak selalu indah. Bisa jadi sebaliknya. Tak usah jauh-jauh mencari referensi. Nabi Muhammad contoh realnya. Cacian, makian, disakiti secara fisik bahkan mendapat ancaman pembunuhan sudah dialaminya.
Saat penduduk Thaif melemparinya dengan batu, Malaikat tak menerima hal itu. Bagaimana bisa kekasih Allah diperlakukan dengan sangat hina. Kemudian Malaikat menawarkan kepada Nabi. Jika Nabi mengizinkan, maka akan diangkat gunung dan ditimpakan kepada penduduk Thaif. Apa jawab Nabi. “Jangan, mereka melakukan itu karena mereka belum mengerti.”
Mungkin terlalu tinggi menjadikan Nabi sebagai uswah dalam berdakwah karena kita bukan siapa-siapa. Tapi setidaknya setiap episode kehidupan Nabi adalah ibrah bagi kita umatnya.
Demikian juga dakwah digital seperti yang dilakukan PWMU.CO. Tak semua warga Muhammadiyah, apalagi orang lain, paham apa itu PWMU.CO. Katanya, pembacanya sedikit, kurang familier, atau penilaian lainnya. Tak usah berkecil hati atau minder. Karena ketika kita berdakwah, bukan pengakuan dari manusia yang kita harapkan. Namun ridla Allah tujuannya.
Namun ada juga yang terheran-heran masih bertanya apa sih PWMU itu? Kok bisa bertanya wong dunia sudah ada di genggaman. Tinggal klik sudah muncul di layar HP. Untuk yang seperti ini juga jangan emosi dulu. Efek lain maraknya dunia digital adalah jari jauh lebih cepat daripada otak kita.
Berdakwah di dunia digital seperti di PWMU mempunyai tantangan tersendiri. Jangan mengharap tulisan kita akan dibaca banyak orang atau trending. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia harus disiasati dengan langkah-langkah cantik sehingga dakwah menjadi menarik.
Ada tawakal dan ikhlas dalam setiap perjalanan dakwah kontributor PWMU. Mendapatkan apresiasi dari pembaca atau bahkan selentingan-selentingan tak nyaman di hati tak akan meruntuhkan niat kontributor mewartakan Muhammadiyah kepada dunia.
Selamat Milad Ke-7 PWMU CO. Tujuh tahun usiamu. Jangan pernah lelah menginspirasi berbuat kebaikan. Sumbangsihmu membesarkan Persyarikatan melalui untaian kalimat adalah wujud nyata cintamu kepada Muhammadiyah.
Editor Mohammad Nurfatoni