PWMU.CO– Kajian songsong Ramadhan digelar SMA Muhammadiyah 2 Surabaya di Masjid Nurul Ilmi, Senin (20/3/2023).
kajian bertemakan “Welcoming Ramadan” bersama Ustadz Prof. Drs. Agus Purwanto, M.Si., M.Sc., D.Sc Guru Besar Fisika Teori ITS.
Kajian menjelang Ramadhan ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi mulai dari kelas 10, XI, XII beserta Guru dan Karyawan Smamda Surabaya setelah shalat dhuha pada jam 07.30 – 10.00.
Kajian ini merupakan agenda rutin tahunan, dengan sebagai salah satu bentuk siraman rohani mempersiapkan datangnya Bulan Ramadan.
“Hari ini telah hadir di tengah-tengah kita Ustadz yang luar biasa yang menjadi kebanggaan warga Muhammadiyah. Oleh karena itu anak-anak sekalian bisa mendengarkan, memanfaatkan dengan, bisa menerapkan, mengimplementasikan, mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari apa yang nantinya akan disampaikan oleh Ustadz Agus Purwanto. Dalam Bulan Suci Ramadan menjadi sebuah training bagi kita semua harapannya bisa menjadi pribadi yang semakin baik”, sambutan H. Astajab, S.Pd., M.M Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
Persiapan menjelang bulan Ramadan ini sebenarnya tidak hanya sekedar menyiapkan fisik, namun perlu juga menyiapkan rohani sehingga puasa sebulan penuh ini yang didapatkan tidak hanya haus dan lapar namun keberkahan dan menjalani puasa dengan penuh suka cita.
Memulai Ramadan
Menurut Ustadz Agus Purwanto, pada waktu itu, belum ada sahabat Rasulullah SAW yang paham matematika hisab. Sehingga yang digunakan untuk menentukan Ramadan masih menggunakan rukyatul hilal.
1 Ramadan 1444 H jatuh pada tanggal 23 Maret 2023, karena tinggi hilal sudah 7 derajat lebih yang artinya sudah melebihi 3 derajat. Puasa Ramadan diwajibkan bagi semua orang yang beriman seperti yang telah tercantum pada QS. Al-Baqarah : 183.
“Kalau diibaratkan manusia, iman itu diibaratkan sosok yang telanjang, sedangkan pakaiannya adalah takwa,” terang Ustadz Agus Purwanto.
Seseorang yang berpuasa dengan iman dan takwa maka akan diampuni dosa-dosa yang terdahulu, selain itu ibadah di bulan Ramadan pahala akan dilipat gandakan. Kebahagiaan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. “Orang yang berpuasa mendapat dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan menjelang masuk waktu maghrib, dan kebahagiaan yang kedua adalah kebahagiaan nanti ketika bertemu Allah SWT”, tegas Ustadz Agus Purwanto.
Sunnah yang sering dilalaikan dalam berpuasa adalah sahur. Seringkali sahur dilewatkan karena merasa kuat menjalani puasa tanpa sahur. “Yang dianjurkan di bulan suci Ramadan ini yaitu sahur. Jangan beraalasan masih kuat sehingga tidak sahur, bukan masalah kuat atau tidaknya namun di dalam sahur ada keberkahan. Sahur dianjurkan diakhirkan yaitu mendekati waktu subuh, sebaliknya mendahulukan ketika berbuka puasa”, sambung Ustadz Agus Purwanto.
Pada bulan Ramadan nanti hendaknya meningkatkan kualitas diri baik kualitas jiwa maupun fisik. Salah satu kegiatan utama di bulan suci Ramadan adalah meningkatkan kualitas bahasa arab, mempelajari rahasia-rahasia dalam Al-Quran, merutinkan Qiyamul Lail melalui tarawih.
Puasa Ekstrem
Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Waktu berpuasa masih 11-13 jam. Namun di beberapa negara di belahan bumi lainnya ada yang melaksanakan puasa yang ekstrem bisa mencapai 20-22 jam. Seperti di Norwegia yang berpuasa sampai sekitar 22-23 jam tahun ini. Hal ini dikarenakan banyaknya tempat terbit.
”Di daerah yang mendekati kutub melaksanakan puasa ekstrem karena tempat terbit terus bergeser, jika tempat terbit bergeser maka tempat terbenam pun ikut bergeser. Inilah yang dimaksud dengan banyak tempat terbit,” terang Ustadz Agus Purwanto.
Salah satu mukjizat al-Quran bisa dilihat dari surah Al-Hadid yaitu Surah Besi. Al-Hadid bercerita tentang diturunkannya besi yang terdiri dari 29 ayat dan merupakan surah ke 57. Jumlah lafadh Allah dalam surah Al-Hadid ayat 1-25 sebanyak 26 lafadh, dimana hal ini sama seperti jumlah atom Fe atau Besi. “Jumlah lafadz Allah pada surah Al-Hadid yaitu Surah besi ini sama dengan jumlah atom besi yaitu 26. Tidak hanya itu, jumlah energi atom besi pun sebanyak 2957, dimana 29 adalah jumlah ayat surah Al-Hadid sedangkan 57 adalah nomor surah Al-Hadid. Inilah mukjizat besi. Tidak ada yang kebetulan. Menciptakan itu tidak dengan main-main, tetapi dengan haq dan tujuan,” ucap Ustadz Agus Purwanto.
Menjaga Makanan
Hendaknya setiap manusia memperhatikan makanannya dan pola makannya sebagai bentuk pola hidup yang sehat. “Saya 5 tahun tinggal di Jepang, sulit sekali menemukan orang gendut kecuali sumo. Harapan usia hidup orang jepang terpanjang di dunia. Padahal orang jepang itu workaholic,” sahut Ustadz Agus Purwato.
Hal ini dikarenakan orang Jepang mampu mengatur pola makan dan hidup. Tolak ukur yang paling sederhana apakah puasa kita berhasil atau gagal yaitu dengan mengukur lingkar perut dan berat badan sebelum Ramadan dan di malam Lebaran.
“Sebagai anak muda milikilah cita-cita setinggi langit. Tidak ada yang tidak mungkin kalau kalian berusaha terus menerus, semua yang kelihatan mustahil akan menjadi mungkin”, tutur Ustadz Agus Purwanto.
Penulis Eka Haris Prastiwi Editor Sugeng Purwanto