Membangun Sekolah dengan Model Gerakan; Liputan Reni Nur Farida
PWMU.CO – Forum Silaturahmi Kepala Sekolah Muhammadiyah (Foskam) Kota Malang mengadakan audiensi dengan Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Kozin MSi, di Roof top Rayz Hotel UMM, Rabu (15/3/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut 20 kepala sekolah Muhammadiyah, dan Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang Dr Budiono MSi.
Budiono menyampaikan mengelola pendidikan itu di samping kualitas menjadi prioritas utama, penampilan fisik juga penting. “Berpenampilan bagus itu sangat kita perlukan,” ujarnya.
Dia berpesan mengurus pendidikan Muhammadiyah itu tidaklah cukup dengan berlari, apalagi berjalan. “Jika perlu kita lompat bahkan terbang,” kata dia. “Itu artinya bahwa mengelola lembaga pendidikan Muhammadiyah itu harus serius dan bersungguh-sungguh, tidak boleh setengah-setengah.”
Dr Khozin mengawali materi dengan mengutip Surat at-Taubah ayat 105, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu begitu juga Rasulnya dan orang-orang mukmin. Dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Khozin menyampaikan ayat itulah yang dijadikan spirit dan pedoman ketika dia menerima amanah sebagai Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim.
Maka dia berpesan kepala peserta, bahwa amanah menjadi kepala sekolah harus dikerjakan dengan baik dan semaksimal mungkin. “Baik dan tidaknya sekolah tergantung kepada pemimpinnya,” ujarnya.
Sekolah Model Gerakan
Khozin menambahkan lembaga pendidikan Muhammadiyah itu sejak awal dirancang KH Ahmad Dahlan sebagai sekolah model gerakan, yakni ide-idenya selalu baru dan bisa menciptakan sesuatu yang baru.
“Membangun sekolah dengan model gerakan, sekolah harus selalu bergerak: pengurusnya, kepala sekolahnya, gurunya, siswanya. Semua bergerak tidak boleh diam dan bersantai-santai saja,” katanya.
Dia berharap dengan model gerakan itu sekolah akan semakin berkembang, sehingga sekolah itu tidak akan kekurangan siswa karena penerimaan peserta didik baru (PPDB) itu adalah akibat bukan sebab. Maksudnya akibat dari gerakan yang dilakukan.
Khozin juga menyampaikan beberapa hal yang bisa diakses di Majelis Dikdasmen PWM Jatim, yang terbagi menjadi beberapa pokja, yaitu: Pertama, Pokja Literasi yang diperuntukkan bagi siswa SD.
“Akan tetapi jika tingkat SMP dan SMA ingin menerapkan program tersebut akan lebih baik. Tujuan dari program ini adalah untuk menumbuhkan kembangkan tradisi literasi dan numerasi kepada anak-amak didik sejak dini,” ungkapnya.
Kedua, Pokja Ismuba. Bidang al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab menjadi prioritas utama juga bagi Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur. ”Diharapkan materi Ismuba ini bisa diterapkan di sekolah secara maksimal,” harap Khozin.
Ketiga, Pokja MICO (Muhammadiyah International Class Orientation). (*)
Editor Mohammad Nurfatoni