PWMU.CO– Pelajari tebu siswa SD-MI Muhammadiyah 1 Kota Pasuruan kunjungan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Jumat (17/3/2023).
Lokasi P3GI di Pahlawan 25. Hanya berjarak 300 meter dari sekolah. Berangkat dari sekolah, siswa didampingi guru, Nikmatul Izza SPd dan M. Akbar SPd, berjalan bareng menuju lokasi.
Berkalung name tag, menggendong tas dan berseragam batik merah siswa percaya diri dan gembira melangkah bersama dengan tertib dalam barisan.
Tepat pukul 08.00 tiba di gerbang disambut akrab oleh satpam dan pemandu wisata edukasi P3GI. Vesta Rossa, pemandu, mengajak siswa memasuki aula.
Bangunan ini sangat tinggi, megah. Meski sudah kuno masih tampak kuat karena terpelihara. Di belakang kantor terdapat gedung-gedung tua bekas pabrik gula.
Acara pertama senam pemanasan. Setelah itu siswa pemandu memaparkan tentang tanaman tebu, proses memilih bibit, penanaman, perawatan, panen, dan pengolahan menjadi gula yang siap dikonsumsi.
Pemandu lantas mengajak anak-anak membaca berbagai buku koleksi perpustakaan berlantai 2. Koleksi bukunya sangat banyak. Dari berbagai literasi bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, Cina, Thailand, dan India.
Saat di galeri P3GI pemandu menyampaikan sejarah berdirinya gedung ini tahun 1887. Dulu para direkturnya dari Inggris dan Belanda. Berarti gedung ini berumur 136 tahun.
Pabrik Gula
Pertanyaan dilontarkan oleh Hanah, siswi. ”Apa tujuan didirikan gedung ini?” tanyanya.
Vesta Rossa menjelaskan, pendirian P3GI untuk penelitian varietas tebu yang sangat bermanfaat bagi para petani dan pabrik gula.
Setelah pemaparan dan tanya jawab, siswa diajak berjalan-jalan melihat mesin-mesin penggilingan tebu dan fungsinya.
Pemandu menunjukkan nama-nama mesin lalu menjelaskan tujuh stasiun proses tebu menjadi gula siap dikonsumsi.
Ada mesin memecah tebu lonjor menjadi lebih kecil, penggilingan, pemerahan yang menghasilkan nira mentah. Kemudian ada proses pemurnian yaitu memisahkan komponen gula dan non gula. Lantas penguapan menghasilkan nira kental. Selanjutnya pemisahan atau kristalisasi, putaran memisahkan gula non gula bahan masakan, penyelesaian mengeringkan gula kristal putih dan pengemasan.
Menjelang akhir kegiatan siswa dibawa ke tengah perkebunan untuk pelajari tebu. Di sini diberikan penjelasan cara menanam tebu, memilih bibit, pemupukan, penyiraman dan lainnya.
Siswa diajak langsung praktik menanam tunas tebu di polibag untuk dibawa pulang. Pertumbuhannya bisa menjadi laporan kepada guru di sekolah.
Pukul 10.30 seluruh siswa berkumpul di aula untuk acara pamitan. ”Saya mewakili sekolah menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih atas pelayanan dan kerja sama P3GI. Semoga lembaga ini bertambah maju,” kata Slamet Suharto, pimpinan rombongan.
Penulis Suyatno Editor Sugeng Purwanto