PWMU.CO – Islam berkemajuan telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam gerak dakwah Muhammadiyah. Karena itu, Islam berkemajuan tidak boleh hanya sekedar simbol semata. Akan tetapi mampu menginternailsasi pada diri setiap kader Persyarikatan. Demikian tausiyah pembuka KH Taufik Kusuma saat Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Klojen, di Masjid Khadijah Jl Arjuno,Malang, Ahad (16/4) kemarin.
Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Malang ini lantas menyampaikan ada 5 pondasi dalam Islam berkemajuan. Pertama adalah bertauhid yang murni sebagaimana yang termaktub dalam Q ur’an Surat Al-An’am ayat 153 yang artinya “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain). Karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”.
(Baca: Muhammadiyah Itu Bukan Sekadar Papan Nama dan Saat Wanita-Wanita Shalihah Bahas Kecantikan Luar-Dalam)
Kemudian, kedua adalah bisa memahami al-Qur’an secara mendalam. Mulai dari proses mengenal huruf, merangkai huruf, tartil, memahami terjemah dan tafsir bil ma’tsur al-Qur’an. ”Belajar al-Qur’an harus tahu asbabun nuzulnya,” tegas suami dari Ketua PDA kota Malang.
Ketiga adalah melembagakan amal sosial yang fungsional dan solutif. Karena manusia tidak bisa berbuat sendiri-sendiri dan perlu adanya gerakan jamaah, sebagaimana Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 215 yang mengandung dua isyarat. Yakni, apa yang diinfaqkan itu sumbernya harus baik, dan barangnya juga baik. ”Infaq itu untuk membersihkan hati dan mensucikan jiwa, serta memberikan kemanfaatan kepada orang lain. Karena itu harus terlembagakan secara strategis dalam MDMC, MPKU dan Lazismu,” paparnya.
Keempat adalah harus berorientasi kekinian atau masa depan. Ini penting menurut Taufik agar umat Islam tidak kalah langkah. ”Coba lihat umat Kong Hu Cu yang cuma sedikit itu, mereka bisa mengumpulkan 10 ribu paket sembako untuk dibagikan. Tapi, mirisnya adalah yang antri itu kebanyakan dari kalangan umat Islam,” ungkapnya.
Terakhir, kelima adalah bisa bersikap toleran, moderat dan suka bermusyawarah. ”Kita harus mengedepankan ukhuwah Islamiyah, Wathoniyah dan Basyariah. Sebagaimana yang terdapat dalam QS Ali-Imron Ayat 159,” tandasnya. (uzlifah/aan)