Muhammadiyah Pelopor Kewirausahaan Sosial di Indonesia; Liputan Hendra Pornama, kontributor Tulungagung dari Dome UMM.
PWMU.CO – Kiprah Muhammadiyah dalam bidang sosial mendapat apresiasi dari Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) M Arsjad Rasjid PM, saat mengawali diskusi Kajian Ramadhan bertema Membangkitkan Jihad Ekonomi, Sabtu (25/3/23).
Dia kemudian menyampaikan data dari Kemendagri, jika di Indonesia ada 500 ribuan organisasi masyarakat. “Dari jumlah itu, ada 100 ribuan organisasi masyarakat yang salah satunya adalah Muhammadiyah,” ujarnya.
Kajian yang bertempat di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Arsjad menyampaikan, sejak era Kiai Ahmad Dahlan, Muhammadiyah selalu memberikan inovasi dan kontribusi sosial terhadap negara. “Termasuk dalam penyelesaian permasalahan sosial, ekonomi, kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan,” imbuhnya.
Dalam hal pendidikan, sambungnya, Muhammadiyah mempunyai 180 perguruan tinggi mulai dari Aceh, Sorong, Kupang, bahkan sampai Papua. Dalam bidang kesehatan Muhammadiyah memiliki 200-an rumah sakit dan lebih dari 300 klinik kesehatan. Sementara dalam bidang sosial, Muhammadiyah mempunyai ratusan panti asuhan bahkan juga balai layanan sosial.
Dalam jihad ekonomi, Muhammadiyah mempunyau 400 BTM dan Ratusan BUMM. Semua usaha itu tidak hanya untuk keuntungan (profit) semata, namun ada unsur keumatan dan kebangsaan.
“Muhammadiyah bisa menjadi organisasi Islam modern terbesar, jika jihad ekonomi berhasil. Hal ini didukung dengan jumlah kader yang sangat besar,” jelasnya.
Adapun saran untuk membangun ekonomi Muhammadiyah, lanjut dia, harus bisa beradaptasi dan berinovasi. “Sehingga bisa membantu tercapainya visi Indonesia emas 2045,” tuturnya.
Muhammadiyah Membangun Ekonomi
Untuk itu, kata dia, Muhammadiyah harus membangun ekonomi berdasarkan atas tiga hal. Pertama, membangun industri halal di Indonesia. Menurut data The Global 8th Economy Islam 2021, masyarakat muslim dunia berjumlah 1,9 miliar dengan konsumsi lebih dari U$ 2,1 T.
“Oleh karena itu, Indonesia harus menjadi negara produsen. Dengan meluncurkan berbagai produk, antara lain kuliner halal, ekonomi/ keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, kosmetik halal, seni bernafaskan Islam,” terangnya.
Kedua, lanjut dia, mengembangkan ekosistem kewirasosial Muhammadiyah. “Muhammadiyah bisa menjadi pelopor kewirasosial di Indonesia dan di dunia. Hal ini didukung oleh warga Muhammadiyah yang besar,” tuturnya.
Membentuk Muhammadiyah Sosial Enterprenurship, yang dilakukan Muhammadiyah Jawa Timur dengan membentuk Jatam adalah salah satu contohnya. “Jatam perlu bekerjasama dengan BUMN, untuk memperluas akses pasarnya, sehingga panen bisa naik, pendapatan naik dan perekonomi masyarakat meningkat, dengan begitu Insyallah pertanian Indonesia bisa Maju,” pesannya.
Ketiga, menurut Arsjad, menjaga persatuan dan kedamaian antar umat beragama. Sehingga tercipta iklim invesatsi yang kondusif. “Sehingga, cita-cita bangsa bisa sukses dicapai yakni kesejahteraan dan kemakmuran warga negara. Dengan ucapan selamat dan semangat melanjutkan jihad ekonomi Muhammadiyah,” tutupnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.