Muhammadiyah Jatim Tawarkan Empat Peluang Bisnis, liputan khusus Kajian Ramadhan PWM Jatim oleh kontributor Sugiran.
PWMU.CO – Wakil Ketua PWM Jatim Bidang Ekonomi, Bisnis dan ZIS Hidayatur Rahman SE MM. menjadi narasumber dalam Kajian Ramadhan 1444 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim. Kajian Ramadhan PWM Jatim bertema Membangkitkan Jihad Ekonomi Muhammadiyah ini digelar di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (25/3/2023).
Hidayatur Rahman mengungkapkan, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah maupun PWM Jatim meminta untuk langsung action. Maka dia membuka beberapa kegiatannya di Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK).
“Kita sudah memulai dengan minyak goreng. Kita baru beli satu kapal sekitar 2.000 ton minyak goreng. Mudah-mudahan pekan depan kita beli yang kedua. Ternyata kita ini tidak punya pemain yang namanya D1. Adakah orang Muhammadiyah yang menjadi distributor 1 (D1). Ternyata dari sekian banyak peserta tak ada satupun yang angkat tangan,” ujarnya.
Menurutnya, ini sudah tampak bahwa memang kita harus membangun jaringan distribusi untuk bagaimana pemain dari kita benar-benar ada. “Bapak Ibu kalau mau bergabung insyaallah MEK siap. Kita boleh dalam satu pembelian itu 40 ton. Dan nanti bisa mendapatkan merek Minyak Qita. Ini tawaran yang pertama,” jelasnya.
Bisnis Jagung dan Pembenihan Sayuran
Di Jatim itu, lanjutnya, tempat produksi jagung dan tempat pasarnya jagung. Kita sudah usulkan beberapa yang sudah mulai. Salah satunya Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jombang sudah menawarkan diri untuk bekerja sama dalam pengolahan jagung.
“Di Jatim ini ada Jaringan Tani Muhammadiyah (Jatam) dan offtaker-nya sudah ada. Kalau berkenan maka bidang ini bisa kita lakukan. Jadi untuk jagung bisa kita lakukan dan saya pikir hampir semua PDM di Jatim merupakan penghasil Jagung,” paparnya.
Juga penawaran untuk seluruh PDM, sambungnya, kami sudah mendapatkan kerja sama sebagai offtakernya untuk bidang pertanian. Muhammadiyah diminta untuk breeding pertanian (plant breeding, pemuliaan tanaman). Jadi ada offtaker yang siap mengambil mulai dari pembenihan melon, cabe, timun dan yang lainnya. Kita diberi kesempatan untuk mengambil bagian.
“Kami dengan MEK sudah mendatangkan offtaker (pemasok kebutuhan industri ataupun pasar) untuk kerja sama ini. Karena kembali lagi, Muhammadiyah belum punya pemainnya, siapa menjadi offtaker bidang ini,” tegasnya.
Terakhir, paparnya, adalah bidang peternakan. Jaringannya sudah ada dari Medan sampai Timika. Dan orang Muhammadiyah tidak banyak yang bergerak di bidang peternakan ini. Harapannya Muhammadiyah bisa masuk ke segala sektor. Mulai dari peternakan, pertanian, perindustrian, termasuk salah satunya industri halal.
“MEK bersepakat, 95 persen pengurusnya adalah pemain. Kita ingin menebus satu periode yang kemarin, karena terlalu banyak wacana dan hanya beberapa yang sudah dieksekusi. Periode ini ada satu syarat di MEK. Tiap anggota harus membuat 1 program dan program itu harus direalisasikan,” terangnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.