Fadhilah Empat Bulan Haram dan Ramadhan; Tulisan Alfain Jalaluddin Ramadlan, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Bulan Ramadhan termasuk bulan yang paling istimewa. Selain itu ada empat bulan haram yang juga istimewa. Allah SWT berfirman dalam Surat at-Taubah ayat 36
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa”.
Di dalam ayat tersebut, dijelaskan ada dua belas bilangan di sisi Allah yang menjadi ketetapanNya. Allah SWT juga menyatakan empat bulan haram مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ di antara dua belas bulan tersebut.
Selain itu, ada pula keutamaan pada bulan-bulan haram yang telah dijelaskan pada ayat di atas. Sedangkan dua belas bulan itu yang dimaksud adalah Muharram, Safar, Rabiul awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Zulkaidah, dan Dzulhijjah.
Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, bahwa ada empat bulan haram itu, tiga di antaranya berurutan yaitu Zulkaidah, Dzulhijjah, Muharram. Kemudian yang satu berada di antara dua bulan Jumadil Akhir dan Sya’ban yaitu bulan Rajab. Sehingga Empat bulan itu adalah Zulkaidah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab.
Ada keutamaan pada bulan-bulan ini, yang jika kita merenungkannya menunjukkan betapa besarnya kasih sayang Allah SWT kepada kita.
Fadhilah Bulan Haram
Karena Rasulullah dan para ulama juga menjelaskan, di antara fadhilah bulan-bulan haram itu adalah, setiap amal shaleh yang dilakukan pad bulan-bulan haram itu, Allah melipat gandakan pahalanya sesuai dengan kehendak Allah.
Sebaliknya, perlu kita ingat setiap pelanggaran atau perbuatan maksiat di bulan itu sangsinya juga akan dilipat gandakan menurut kehendak Allah.
Sungguh sebuah karunia bagi kita, sehingga empat bulan itu menjadi bulan yang memberikan momentum untuk memperbaiki diri serta kesempatan pagi kita untuk meningkatkan kualitas diri melalui ibadah yang lebih baik lagi.
Setelah kita mengetahui empat bulan haram itu, adapun satu bulan lagi yang sangat istimewa yaitu bulan Ramadhan.
Sungguh Allah SWT Maha Pemurah, Maha Penyayang, dan Maha Pengasih. Memberikan umat Nabi Muhammad SAW bulan yang sangat istimewa
Bagaimana tidak istimewa, di dalam al-Qur’an ada beberapa ayat yang menjelaskan keistimewaan bulan Ramadhan. Di antarnya QS al-Baqarah ayat 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk (hudan) bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda (Furqan)”.
Dengan jelas Allah SWT menyatakan bahwa waktu diturunkannya al-Qur’an adalah pada bulan Ramadhan.
Ini merupakan salah satu keistimewaan bulan Ramadhan. Namun, Rasulullah SAW juga bersabda, jika sudah memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah SAW menyampaikan kepada para sahabat:
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan).” (Hadits Riwayat Imam Ahmad).
Ramadhan Momentum Memperbaiki Diri
Jika Rasulullah SAW di bulan Ramadhan menyampaikan demikian, ini bagian global dari penjelasan Rasulullah SAW tentang keistimewaan bulan Ramadhan.
Bukankah kita sering mendengar, sampai kita menjalani amanah usia kita masing-masing sering diingatkan, ketika begitu memasuki bulan Ramadhan, kita diingatkan:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR Bukhari dan Muslim).
Mari kita bayangkan, betapa istimewanya bulan ini. Bulan yang puasanya dapat menghapus kesalahan-kesalahan kita yang telah lampau, yang sholatnya juga dapat menghapus kesalahan-kesalahan kita yang telah lampau.
Jika diberi kesempatan oleh Allah, sepuluh kali momentum, maka sembilan kali telah kita lewati dan kita tahu ada lubang-lubang di situ yang tidak kita penuhi secara sempurna.
Lalu Allah SWT di kesempatan yang terakhir memberikan kita peluang, yang dengan peluang itu dapat menutup semua kekurangan pada sembilan kesempatan yang pertama. Bahkan melampauinya.
Itulah bulan Ramadhan, maka kita membayangkan bagaimana Rasulullah SAW telah memberikan contoh, tidak hanya Rasulullah itu menjelaskan fadhillah bulan Ramadhan, tapi sebagaimana kita ketahui dalam riwayat, bahwa ketika beliau di kesempatan Ramadhan terakhir selalu melakukan iktikaf.
Ada riwayat yang menjelaskan, bahwa ketika di akhir bulan Ramadhan, beliau melakukan iktikaf yang biasanya 10 hari tetapi beliau mengambil 20 hari, itu mengajarkan kepada kita, bahwa kita memperhatikan momentum dan kita akan memanfaatkan momentum itu.
Oleh karena itu, penulis berdoa, semoga bulan Ramadhan ini kita jadikan sebagi momentum untuk memperbaiki segala amalan, yang pada usia yang telah lalu yang belum kita sempurna maka sempurna kan amalan kita di bulan suci ini. Dan semoga kelak kita kembali kepada Allah SWT sebagai hamba-hamba-Nya yang diampuni dan mendapatkan keberkahan dari bulan Ramadhan. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni