9 Prinsip Mendidik Anak sesuai Pola Asuh Islami; Liputan Kontributor PWMU.CO Trenggalek Rizka Ayu Fitrianingsih
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Trenggalek turun ke bawah alias turba ke Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Gandusari, Ahad (26/03/2023).
Turba ini merupakan salah satu program Bidang Departemen Organisasi dan Kader PDNA Trenggalek. Kali ini dibarengkan dengan lomba “Semarak Ramadan 1444 yang dilaksanakan oleh PCNA Gandusari.
Dalam kegiatan tersebut Ketua PDNA Trenggalek Yuniek Fauzanin Mahmudah menyampaikan materi Islamic Parenting (Pola Asuh Islami)
Yunda Yuniek, menjelaskan Prenting Islami adalah cara mengatur pola pengasuhan anak dalam proses tumbuh kembangnya yang menyesuaikan dengan ajaran Islam, berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah.
Dia menjelaskan, terdapat beberapa cara dalam mendidik anak menurut Parenting Islami, ialah:
- Buatlah Hati Anak Terhubung dengan Allah (Akhlak).
“Pahala yang paling baik, paling besar, dan paling sempurna yang Anda peroleh adalah menanamkan prinsip-prinsip tauhid dalam hati anak sedini mungkin,” kata Yunda Yuniek. - Hormati Quran. Tanamkan Rasa Hormat Anak kepada Quran
“Jadikanlah dirinya untuk dapat berpegang teguh pada etika dalam membaca Qur’an. Muliakan mushaf Qur’an, juga dengan cara sering mendengarkan lantunan ayat-ayat suci-Nya sambil melakukan perenungan didampingi oleh orang tua,” pesannya. - Ajari Dzikir
Menurutnya, dzikir akan memberikan pengaruh terhadap perilaku seorang anak yang akan senantiasa selalu mengingat Allah. Sehingga jiwa sang anak akan tumbuh dengan baik dan untuk fitrah (nularinya) akan selamat dari berbagai penyimpangan. - Ajari dan Perhatikan Ibadah Shalatnya
Perkembangan anak selama lima tahun perlu untuk mendapatkan pengawasan ekstra dari orang tua. Di usia tersebut merupakan fase pertama dalam masa pertumbuhannya. Biasakanlah di usia tersebut untuk tekun dalam melaksanakan ibadah, seperti shalat dan beramal shaleh,” katanya.
Lalu ketika anak menginjak usia 7 tahun, orang tua wajib mengingatkan hal-hal yang positif. Salah satunya dalam ibadah. Misal, ketika adzan sudah berkumandang, anak berserta orang tua agar segera mempersiapkan diri untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Hal ini dimaksudkan agar jiwa anak siap dalam menghadapi dan lebih mudah nantinya para orang tua dalam mendidik di kemudian hari,” katanya. - Ajari Anak Sikap Menghormati dan Menghargai Orang Tua.
“Jadilah teladan bagi seorang anak, cukup dengan menunjukkan tindakan sederhana. Seperti, orang tua mampu meluangkan waktu untuk dapat berkumpul dan berbicara kepada anak, agar terciptanya rasa saling keterbukaan,” ujarnya.
“Cobalah untuk berdiskusi dan bantulah mengajari anak Anda untuk dapat mengambil keputusan dengan cara yang baik dan bijak serta usahakan ketika berbicara jauhkan ponsel, agar anak merasa dihargai setiap apa yang diucapkannya,” tambahnya. - Memupuk Rasa Percaya Diri Anak
Hal itu, kata Yunda Yuniek, bertujuan agar membuat anak dapat merasakan bahwa dirinya dapat dihargai dan memiliki kebebasan serta memunculkan perasaan positif dalam dirinya. “Setiap anak tentu memiliki hak rasa cinta dari kedua orang tua. Bukan hanya rasa cinta yang diberikan oleh orang lain. Maka dari ituselalu memberikan kepercayaan penuh kepada setiap anak adalah salah satu motivasi terbesar, agar anak dapat menjadi orang yang baik dan dapat percaya diri, serta memiliki tanggung jawab penuh terhadap dirinya sendiri,” terang dia. - Ajarkanlah kepada Anak tentang Sifat Amanah
Menurut dia cara terbaik sebagai ibu adalah untuk menghormati hak-hak yang dimiliki oleh anak. “Maka dari itu, janganlah Anda membiarkan salah seorang pun mezaliminya dengan cara mengambil barang-barang miliknya. Dengan cara seperti itu, maka dia pun akan terbiasa menghormati hak-hak yang dimiliki oleh orang lain,” paparnya. - Menumbuhkan Semangat dan Pantang Menyerah
“Akan baiknya sikap pantang menyerah ditanamkan sejak usia balita. Salah satu caranya, orang tua dapat menggunakan dengan cara memberikan dongeng atau cerita-cerita sebelum tidur dengan tema yang sesuai sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang penuh semangat,” jelasnya. - Ajari Anak untuk Bersabar
Yunda Yuniek menjelaskan, orang tua adalah role model bagi semua anak. Anak akan mengikuti apapun yang orang tua lakukan ataupun contohkan. “Maka dari itu dibutuhkan kesabaran dalam diri setiap orang tuanya,” kata dia. “
Bagaimana cara melatih kesabaran dalam diri seorang anak?” itulah pertanyaan yang sering muncul dari para orang tua. Jawabannya adalah, cobalah untuk selalu memberikan kesempatan pada diri anak. Seperti latihan sabar dalam menunggu dan lain-lain. “Yang secara perlahan dapat memberikan kebiasaan-kebiasaan positif nantinya dalam diri setiap anak, agar anak perlahan dapat berlatih sabar, dengan ucapan orang tua ketika anak mulai grusa-grusu dan tidak sabar, orang tua dapat berucap. “Sabar ya Nak, tunggu sebentar lagi ya”, dengan intonasi yang lembut.
Hindari Tiga Hal
Selain menjelaskan sembilan cara mendidik anak, Yunda Yuniek mengajak orang tua memperhatikan tiga hal penting yang harus dihindari orang tua ketika bersama dengan anak, yaitu, pertama, janganlah marah, tetap tenang. Kedua, jangan berlebihan memanjakan anak atau memenuhi seluruh permintaanya. Dan ketiga, Hindari berkata kasar
Yunda Yuniek juga mnyampaikan tips untuk orang tua dalam mendidik anak, yaitu; luangkan waktu untuk diri sendiri agar kejiwaan (pikiran) tetap stabil; meningkatkan kemampuan diri dengan terus belajar tanpa lelah; menghindari perselisihan suami istri di hadapan anak kecil.
“Dan berdo’alah selalu untuk anak, agar segala doa akan dapat dikabulkan. Doa, berdoalah dan bertutur kata yang baik dan bijak.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Di akhir paparannya, Yunda Yuniek memberi kesimpulan. Anak adalah amanah terbesar dari Allah yang dititipkan kepada kita sebagai orang tua. Berbagai macam cara untuk mengajarkan anak kita agar mempunyai akhlakul kharimah dengan pendidikan Islami. Dengan cara menjadikan akidah Islam sebagai tonggak hidup.
“Orang tua harus mampu memberikan teladan yang baik, agar kita nantinya dapat mengarahkan anak menjadi tauladan yang baik di dalam keluarga maupun masyarakat,” ujarnya.
Bagi orang tua parenting harus terus dipelajari, karena setiap perubahan dan perkembangan masa, tentu memiliki cara pola asuh yang berbeda. Orang tua harus paham betul akan perubahan-perubahan sedemikian. “Parenting tidak ada habisnya, sebab parenting adalah skill utama bagi setiap orang tua, yang harus terus menerus diasah sampai kapanpun itu,”tegas Ynda Yuniek. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni