PWMU.CO– Menjaga lisan menjadi topik bahasan ceramah Dyta Pratikna di acara kultum Irama (Indahnya Ramadhan Meraih Takwa) guru-karyawan SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Taman Sidoarjo, Senin (29/3/2023).
Dyta menjelaskan, selain nikmat Islam dan iman, juga patut bersyukur atas nikmat Allah berupa alat indera kita, yaitu lisan yang merupakan terjemahan hati dan pikiran kita.
“Jika kita merasakan suatu hal yang kita sukai atau tidak kita sukai kita mesti menyampaikannya dengan lisan kita dan juga hal-hal yang ada di pikiran kita,” jelasnya.
Lalu dia membacakan arti surat ar-Rahman ayat 1 – 4. “Allah yang Maha Pengasih yang telah mengajarkan al-Quran, dia menciptakan manusia mengajarnya pandai berbicara,” ujarnya.
Penciptaan lisan juga dijelaskan dalam surat al-Balad ayat 8 dan 9.
اَلَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ عَيْنَيْنِۙ
وَلِسَانًا وَّشَفَتَيْنِۙ
“Bukankah kami telah menjadikan untuknya sepasang mata dan lidah dan sepasang bibir?“
Allah menciptakan kita dengan sebaik-baik penciptaan, termasuk lisan kita sehingga kita perlu menjaga lisan kita.
Lidah tidak bertulang. Terkadang kita mudah menyampaikan sesuatu tanpa memikirkan dampaknya terutama untuk orang lain. Seringkali kita berbicara hal yang bathil, mengadu domba, memecah belah persaudaraan, sia-sia seperti berdusta menggunjing memfitnah ghibah.
“Jangan kita suuzhon sama orang, jauhi segala prasangka karena sebagian perasaan adalah dosa janganlah kita mencari kesalahan, menggunjing, riba ataupun fitnah orang karena hal ini diibaratkan seperti memakai pakai saudara sendiri,” jelasnya.
Keutamaan Menjaga Lisan
Lalu dia menjelaskan keutamaan menjaga lisan.
Pertama, menjaga lisan merupakan karakter muslim yang terbaik. Dalam sebuah hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata, “Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah siapakah orang muslim yang paling baik? maka Rasulullah menjawab,”Yaitu seseorang yang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
Kedua, Rasulullah menjamin surga bagi orang yang menjaga lisannya. Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku untuk menjaga apa yang ada di antara dua janggutnya (mulut) dan dua kakinya (kemaluan) maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga. (HR Bukhari)
Ketiga, menjaga lisan adalah tanda keimanan. Barangsiapa pergi beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata baik atau diam. (HR. Bukhari)
Keempat, menjaga lisan adalah sebab diampuninya dosa-dosa. Sesuai firman Allah surat al-Ahzab ayat 70 dan 71 yang artinya hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar niscaya Allah akan memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu dan barang siapa yang mentaati Allah dan rasulnya maka sesungguhnya ia akan mendapatkan kemenangan yang besar.
Kelima, sumber keselamatan dunia dan akhirat
Di era kecanggihan teknologi, kita juga perlu berhati-hati mem-posting, update status karena itu juga termasuk terjemahan lisan, hati dan pikiran kita. Jangan sampai postingan kita menyakiti orang lain.
Dia mengakhir kultum dengan bahasa Inggris,”Think before talk and think before judge people.”
Penulis Muhammad Nasikin Editor Sugeng Purwanto