Tiga Cara Memandang Manusia agar Tetap Tawadhu, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Waviq Amiqoh
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB) Kabupaten Gresik, Jawa Timur mengadakan Kajian Ramadhan di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jumat (31/3/2023).
Dalam Kajian Iftitah, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Muhammad Thoha Mahsun MPdI MHes merasa terharu dan luar biasa saat pembacaan doa di awal oleh M. Nur Hasan yang begitu mendalam dibacakan.
Dia memaparkan, kita ini hamba Allah maka sebagai hamba bukti ketundukan kita kepada Allah yang paling luar biasa adalah sujud kita yang berarti shalat kita.
“Shalat ini harus betul-betul kita penuhi, ilmui, dan harus menjadi satu kebiasaan yang tidak bisa kita tinggalkan sampai kita mati. Saya harap InsyaAllah, pimpinan kita di PCM GKB ini sudah membekali itu untuk kita semua,” harapnya.
Dia memaparkan dalam bulan puasa yang penuh berkah ini ada pelatihan shalat yang luar biasa berupa semangat dalam hati kita dalam mengamalkan shalat di bulan Ramadhan.
“Betapa gembira dan ringannya kita bangun subuh, shalat subuh dilanjutkan shalat dhuha. Betapa ringannya di sekitar shalat wajib kita, shalat rawatib kita, betapa gembiranya ketika tarawih bersama-sama, ini merupakan nilai spiritual di bulan Ramadhan yang begitu hebat luar biasa.”
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SWT menyatakan, rugi besar keluar dari Ramadhan tapi tidak terbebaskan dari dosa-dosanya.
“Ada waktu-waktu yang luar biasa mustajabah ketika kita bertaubat kepada Allah SWT,” ungkapnya.
Dalam Surat az-Zariyat ayat 18 wa bilashaari hum yastaghfiruun dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).
Muhammad Thoha Mahsun memaparkan, seperti yang dijelaskan Dr Adi Hidayat Lc MA dalam kajiannya, ayat wa bilashaari hum memberikan penjelasan yang dimaksud adalah waktu sahur dan waktu yang tepat untuk beristighfar saat imsak atau sepuluh menit sebelum adzan subuh.
“Menjadi orang yang bertaKwa dalam Surat al-Baqarah ayat 183 merupakan puncak keberhasilan kita dalam menjalankan puasa. Caranya dengan diisi kebaikan dalam berperilaku selama berpuasa,” ujarnya.
Cara Memandang Manusia
Muhammad Thoha Mahsun menuturkan, Imam Al Ghazali dalam bukunya menyebutkan tiga cara memandang manusia agar kita tetap memiliki hati yang tawadhu.
Pertama, pandanglah anak kecil seperti tidak memiliki dosa atau belum memiliki dosa. “Sehingga kita bisa melihatnya dengan penuh kasih sayang dan ketakjuban,” ungkapnya.
Kedua, pandanglah orang yang lebih tua itu karena usianya jauh dari kita tentunya pahalanya dan kebaikan yang telah dilakukan lebih banyak dari kita. “Maka kita memandang orang yang lebih tua itu dengan penuh penghormatan dan ketawadhu’an,” terangnya.
Ketiga, pandanglah orang yang kafir, fasik, jahat dan tidak baik dengan pengertian ini adalah makhluk ciptaan Allah yang paling baik dan hidayah Allah tidak akan pandang bulu sesuai kehendak Allah SWT.
“Hari ini mereka kafir atau fasik, Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Pemberi Hidayah, jangan-jangan mereka diakhir hidupnya mendapatkan hidayah dan khusnul khotimah,” ungkapnya.
Dia memaparkan, kita belum jelas apakah akan khusnul khotimah, ketika melihat itu bisa memandang manusia dengan pandangan yang optimis jangan pandangan yang pesimis karena manusia diciptakan sebaik-baik bentuk.
“Mari kita asah perasaan, ketawadhuan sehingga kita bisa meraih ketakaan,” tutupnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.