Kontrol Kualitas Bacaan, 109 Siswa Sdamada Ikuti Munaqasah

Kontrol kualitas bacaan, sebanyak 109 Siswa Sdamada Ikuti munaqasah; Liputan Wanda Dhia Arnianto, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
Para siswa Sdamada peserta munaqasah (Wanda Dhia Arnianto/PWMU.CO)

Kontrol kualitas bacaan, sebanyak 109 Siswa Sdamada Ikuti munaqasah; Liputan Wanda Dhia Arnianto, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.

PWMU.CO – Siswa-siswi SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Sdamada) sebanyak 109 anak menjalani munaqasah dari siang hingga sore, Ahad (19/3/23).

Anak-anak berangkat ke sekolah dengan segala persiapannya termasuk dua siswi  kembar kelas V Ar Razi, bernama Nur Zhafira Rahma dan Nur Zharifa Rahma, keduanya mengaku telah melakukan banyak latihan keterampilan sambung ayat dengan murajaah harian yang berkala.

“Sedikit grogi sih, karena ini pertama kalinya mengikuti munaqasah. Kira-kira 4-5 bulan mulai menyelesaikan juz 30 dari nol,” cerita mereka kepada penulis. Keduanya juga mengaku senang bisa mengikuti munaqasah di tahun ini karena bisa melanjutkan ke juz 29.

Sekolah yang beralamat di Jalan Pasar Jetis No28, Kwadengan Timur, Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo, itu melaksanakan ujian dalam munaqasah yang terdiri dari beberapa materi. Seperti yang disampaikan Ustadz Ahmad Dakhoir, Koordinator Munaqis.

“Ada fashahah, yaitu membaca al-Quran dengan tartil dan sesuai kaidah tajwid, lalu hafalan yang meliputi hafalan surat-surat pendek maupun panjang, kemudian gharib atau teori-teori bacaan yang tidak biasa di al-Quran, dan tajwid yaitu penguasan teori-teori dan mengurai ayat,” ujarnya.

Bangga pada Sdamada

Ustadz Ahmad Dakhoir merasa bangga dengan SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo, yang bersemangat dan aktif mengirimkan para siswanya untuk melaksanakan munaqasah.

“Alhamdulilah, saya sangat bangga, Sdamada terbilang baru dua tahun bergabung dengan Ummi Foundation, tapi mampu mencetak lulusan-lulusan al-Quran dengan nilai bagus dan maksimal. Semoga ke depannya lebih baik lagi,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Sdamada menjalin kerja sama dengan Ummi Foundation Sidoarjo sebagai bentuk upaya membumikan al-Quran di sekolah tersebut. Metode Ummi merupakan metode praktis membaca al-Quran secara baik dan benar dengan cara direct methode dan repetition.

Ustadz Mustaqim SPd dari Ummi Foundation menyampaikan, metode yang diterapkan tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan. Metode ini disebut-sebut metode mengajar yang efektif meningkatkan kemampuan membaca  al-Quran.

“Ummi adalah bahasa arab yang artinya ibu. Kata ibu dipilih karena memiliki sifat sabar, tabah, dan lembut. Moto Ummi adalah mudah, menyenangkan, dan menyentuh hati, sangat relevan untuk siswa siswi belajar mudah al-Quran,” ujar master trainer Ummi Foundation tersebut.

Kontrol Kualitas Bacaan Siswa

Sementara Koordinator Guru BTQ Ustadzah Suprihatin mengatakan, segala hal yang dapat menunjang keberhasilan metode ini terus diupayakan, seperti 16 Guru BTQ yang telah bersertifikasi. “Dua guru BTQ merupakan hafidh al-Quran 30 Juz,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, ada tujuh tahapan pembelajaran yang diterapkan sehari-hari, juga supervisi dan monitoring bacaan guru yang terus diperhatikan. “Hal ini terbukti dalam kurun waktu dua tahun menjalin kerja sama, Sdamada telah aktif mengadakan munaqasah sebagai bentuk kontrol kualitas bacaan siswa,” terangnya.

Dia juga mengaku bersyukur dan terharu, di tahun kedua menjalin kerja sama dapat meluluskan 109 siswa. “Alhamdulillah, munaqasah tahun kedua dengan Ummi Foundation kali ini meluluskan 109 siswa, yang mencakup ujian juz 30, juz 29, juz 28, dan tartil Al-Quran. Setelah tahun pertama yang hanya meluluskan 54 siswa,” jelasnya.

Di sisi lain, Ustadz Ya’qub Chamidi SS MPd, Kaur Ismuba Sdamada, bersyukur acara ini berjalan lancar. Ucapan terima kasih tak lupa disampaikan ke beberapa pihak, khususnya ustadz dan ustadzah pengajar BTQ.

“Semoga semua peserta yang lolos munaqasah lebih semangat menyiapkan diri di acara Imtihan ke-2 tanggal 21 Mei 2023 nanti, dan menjadi generasi Qurani sebagaimana visi-misi sekolah. Kami berharap para peserta dapat menjadi generasi qurani yang hafidh, saleh, dan tentunya bermanfaat kepada masyarakat,” tuturnya. (*)

Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version