Aktualisasi Islam Berkemajuan Merujuk pada Tiga Pertanyaan Jibril; Liputan Dian Rahma Santoso
PWMU.CO – Aktualisasi Islam Berkemajuan erat kaitannya dengan risalah islamiah. Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi menyampaikan hal itu pada Kajian Ramadhan 1444 Hijriah di Kampus I Umsida, Jumat (31/3/2023).
Membahas risalah Islamiah, kata Hidayatulloh, dapat merujuk pada kisah malaikat Jibril yang memberi tigapertanyaan pada Muhammad yaitu mal iman, mal Islam, dan mal ihsan.
“Yang pertama mal iman, apakah iman itu?” ujarnya.
“Rasulullah menjawab iman itu adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, dan hari akhir dan qadha dan qadar, yang kita kenal sebagai rukun iman,” lanjutnya.
“Yang kedua mal islam? Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad sebagai rasul dan engkau menegakkan shalat dan membayar zakat, melakukan puasa dan beribadah haji ke baitullah,” sambungnya.
“Yang ketiga, mal ihsan? Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau bisa melihatnya, jika tidak bisa melihatnya, maka seakan-akan engkau melihatnya,” tukasnya.
Perpaduan tiga hal itu, sambung dia, menjadi risalah dalam Islam, maka kita pelajari tauhid, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiah.
Muamalah Duniawiah
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM) itu menambahkan, di dalam al-Quran banyak mengandung ajaran duniawiah sehingga selain iman, Islam dan ihsan itu, muncullah hal keempat dalam risalah itu yaitu muamalah duniawiah.
“Empat hal ini sama-sama penting, karena dalam hadits, iman tidak hanya di hati, juga diucapkan, dan diwujudkan dalam aktivitas kehidupan,” tuturnya.
Bapak tiga anak itu lantas mengutip al-Quran surat at-taubah ayat 71:
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Dari ayat tersebut Hidayatulloh menegaskan agar sebagai Mukmin kita harus saling menguatkan dalam hal mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari berbagai kemungkaran, menegakkan shalat, dna membayar zakat.
Dia juga menggarisbawahi soal zakat. “Kita diwajibkan untuk membayar zakat, yang artinya kita sebagai orang Islam harus menjadi orang yang mampu secara duniawi agar bisa memberi zakat,” tegasnya. Karena, tambahnya, itu muamalah duniawiah tidak boleh lepas dari tauhid, syariah, dan akhlak.
Maka, dia menambahkan, “Kita semua yang menjadi bagian besar dari Muhammadiyah, harus bisa mengaktualisasikan risalah Islam dalam kehidupan sehari-hari.”
Terakhir, Hidayatullaoh berpesan, Muhammadiyah ingin mengantarkan kita semua menjadi umat berkemajuan, umat berkeunggulan.
“Di kampus kita ini sudah banyak keterbaikan dan keunggulan, tapi di sana sini masih ada kekurangan, ada sisi-sisi bagaimana kita bisa mengaktualisasikan diri dalam lingkup kehidupan pribadi, kolektif lembaga kita dan menyentuh masyarakat luas,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni