PWMU.CO – Penyelenggaraan Darul Arqam Madya (DAM) oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Malang Raya selalu memiliki daya tarik tersendiri buat kader IMM se-Indonesia. Karena setiap kali DAM digelar, PC IMM Malang Raya mampu menghadirkan materi berbobot dengan tawaran resolusi fundamental yang mampu menjawab berbagai kontradiksi yang tengah terjadi di Indonesia.
Ketua Umum PC IMM Malang Raya Zul Fahmi dalam sambutannya menyampaikan, prinsip untuk menggerakkan ikatan (organisasi) sebenarnya sudah ada. Akan tetapi acap kali dilupakan oleh kader ikatan di setiap levelnya. Prinsip itu, lanjut Zul adalah penyatuan antara teori dan praktik yang dilandasi dengan semangat iman, ilmu dan amal. ”Ketiganya itu seharusnya bisa menyatu saat menjalankan roda organisasi,” ujar Zul di hadapan 50 peserta. Mereka merupakan perwakilan dari PC IMM se-Indonesia, Selasa (18/4).
Zul lantas menjelaskan bahwa iman adalah ruh, juga spirit yang melandasi gerak langka IMM. Terutama saat kader IMM melakukan pembelaan terhadap kaum tertindas atau mustadh’afin. Sedangkan, ilmu merupakan modal utama yang menjadi dasar untuk melakukan aksi pembelaan. Tak kalah pentingnya adalah konsep beramal dengan ikhlas untuk membela kaum tertindas.
”Karakter keberpihakan inilah yang ingin kita tanamkan kepada kader IMM. Sudah saatnya kader IMM turun langsung ke desa-desa dan menyatu bersama rakyat untuk menggalang kekuatan dalam rangka dakwah amar ma’ruf nahi munkar,” ujarnya.
DAM yang mengusung tema“Keberpihakan IMM terhadap Kaum Mustadh’afin menuju Kedaulatan Ekonomi-Politik Indonesia” ini sendiri diadakan selama 6 hari pada tanggal 18-23 April 2016. Hadir dalam pembukaan DAM Ketua Forum Komunikasi Alumni (Fokal) IMM Malang Raya Tsalis Rifai.
Dalam kesempatan itu Ia mengatakan bahwa kader IMM sudah saatnya mengambil peran strategis di tengah carut-marut perubahan kondisi kebangsaan. ”Kader IMM sudah saatnya berdiaspora ke ranah-ranah strategis untuk membawa nafas gerakan Muhammadiyah,” pungkasnya.
Selain materi dalam kelas, para peserta bakal dibekali dengan keterampilan melakukan investigasi sosial dan analisa kelas (ISAK). Selanjutnya, selama sehari penuh, peserta akan diterjunkan langsung dalam kegiatan masyarakat di 2 desa yang terletak di kaki Gunung Arjuno. Yakni, Desa Borogrogol dan Desa Sumber Sari. (ade/aan)