Tur Dakwah Ramadhan, Santri SPEAM Dapat Nasihat Kiai Jalanan; Liputan Dadang Prabowo
PWMU.CO – Santri Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) mengadakan Tur Dakwah Ramadhan ke Kabupaten Malang. Kegiatan yang diadakan selama sepekan dari Senin (3/4/23) sampai Ahad (9/4/23) itu ditempatkan di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Rombongan SPEAM yang terdiri dari mudir, murabbi asrama, dan para santri berangkat dari SPEAM menuju Padepokan Hizbul Wathan, Desa Mulyo Agung, Kecamatan Dau, setelah berbuka puasa. Dan tiba di Padeponan Hizbul Wathan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Dau pada pukul 20.30.
Setelah sampai di lokasi, diadakan acara penyerahan santri SPEAM kepada tuan rumah, dilanjutkan dengan sambutan dan nasihat bagi santri SPEAM.
Dalam sambutannya, anggota PCM Dau, Ustadz Sukma Jaya mengatakan kegiatan Tur Dakwah Santri SPEAM nantinya berlokasi di Masjid Khadijah, satu-satunya masjid milik Muhammadiyah yang berada di PRM Kucur.
Ia juga menambahkan selain mengisi kegiatan Ramadhan dengan mengisi kultum, imam shalat, tadarus, dan mengajar ngaji, pada pagi harinya santri SPEAM juga akan diajak ke tempat-tempat usaha yang ada di sekitar masjid.
“Karena kalian adalah santri SPEAM, maka perlu juga melihat tempat-tempat usaha yang ada di sini,” ujarnya.
Sementara itu Pengasuh Pondok Hizbul Wathan, Dau, Ustadz Insan Muhatadawan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada SPEAM, karena mendapatkan tambahan tenaga untuk berdakwah di wilayah kabupaten Malang.
Dai Itu Fight Harder
Selain itu, ustadz Insan juga memberikan bekal dan nasihat bagi para santri SPEAM.
Kepada para dai muda SPEAM, dioa berpesan bahwa seorang dai atau mubaligh itu harus fight harder (berjuang keras). Bekerja lebih. Dan balasan bagi meraka seperti yang Allah firmankan dalam surat al-Ankabut ayat: 29.
وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
“Jadi kita hanya menggerakkan dakwah saja, Allah sudah memastikan akan memberikan cara,” ujarnya.
Ia mengatakan ketika seseorang sudah memantapkan niatnya untuk berjuang di jalan Allah, pasti Allah akan menunjukkan jalan-jalan.
Ustadz Insan juga berpesan dalam berdakwah supaya tidak pernah merasa sendirian. Dan harus saling membantu dalam meraih kesuksesan berdakwah. Untuk itu lanjutnya seorang dai harus berdoa supaya tidak ada ghillun (iri hati) di antara para dai.
Lebih lanjut, ia mencontohkan bagaimana pembagian tugas antara kaum Anshor dan Muhajirin.
Kaum Anshor pada waktu itu ungkapnya harus bertambah keikhlasannya dalam membantu kaum muhajirin. Sedangkan tugas kaum muhajirin adalah fight harder, karena mereka sudah membakar kapal yang mereka tumpangi yaitu negeri Makkah yang mereka tinggalkan.
Untuk itu lanjutnya perjuangan dalam berdakwah tidaklah selalu mudah, banyak jalan terjal yang harus dilalui.
Kiai Jalanan
Ustadz Insan lalu menceritakan pengalamannya sebagai kiai jalanan yang jamaahnya tidak pasti.
“Kadang berasal dari tukang becak, tukang parkir, dan para preman,” tuturnya.
Menghadapi itu semua ungkapnya dibutuhkan kesabaran yang tinggi dan keikhlasan yang luas.
Lebih lanjut, kepada para santri SPEAM ia menceritakan bagaimana kisah Thariq bin Ziyad membakar kapalnya, dan menyuruh pasukan yang ia bawa ke Andalus untuk meneruskan perjuangan menyebarkan dakwah di Andalusia dengan bekal seadanya. Bahkan, bisa dikatakan hanya berbekal pedang saja.
“Begitu juga yang dialami oleh Bunda Hajar yang ditinggalkan suaminya, Ibrahim, di lembah yang tidak ada tanaman sama sekali. Padahal Hajar memiliki bayi yang masih kecil,” paparnya.
Ia berharap para santri memiliki militansi yang kuat dalam berdakwah seperti Thariq bin Ziyad, dan Bunda Hajar. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post