Teror Israel di Ramadhan dan Sikap Kita Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Jejak Kisah Pengukir Sejarah dan sembilan judul lainnya
PWMU.CO – Israel kembali menjukkan kebrutalannya pada warga Palestina. Simak judul berita pada 5 April 2023 ini: “Polisi Israel Serbu Al-Aqsa, Lempar Bom dan Gas Air Mata di Ruang Shalat. Perhatikan judul kabar di hari yang sama, di media yang lain: Turki Kecam Aksi Brutal Polisi Israel Serbu Masjid Al-Aqsa.
Di samping dua judul di atas, pada hari yang sama, banyak media lainnya juga mewartakan hal yang sama. Alhasil, dunia kembali menyaksikan aksi keji aparat Israel kepada warga Palestina.
Sesak dan Sesak
Warga dunia, nyaris senada dalam memandang tragedi di Palestina itu. Semua prihatin, menyesalkan, dan mengutuk brutalisme Israel di Bulan Suci Ramadhan.
Lihatlah, kekejian aparat Israel di Masjid Al-Aqsa! Bahwa, setelah mengepung ruang shalat Al-Qibli, polisi Israel naik ke atap masjid. Mereka menghancurkan sejumlah jendela dan mulai meneror para jamaah di dalam ruangan dengan bom suara.
Menyusul insiden itu, Palang Merah Palestina mengatakan ada beberapa warga Palestina yang terluka akibat peluru karet dan pukulan oleh polisi. Sementara, ratusan warga Palestina ditangkap polisi Israel.
Segenap warga dunia, yang punya hati nurani, pasti sesak dadanya melihat kebiadaban Israel. Pilu hati mereka melihat penderitaan warga Palestina, terutama karena teror terjadi Masjid Al-Aqsa dan di bulan Ramadhan.
Juru bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, mengutuk serangan terhadap Al-Aqsa. Dia berjanji terus menentang “Segala upaya mengubah status agama dan sejarah Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa”.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres syok dan tercengang melihat foto-foto dan video para polisi Israel memukuli jemaah di Masjid Al-Aqsa yang terjadi pada Rabu 5 April 2023 subuh waktu setempat.
Suara Saudara
Sikap Indonesia, bagaimana? Pada 6 April, dari berbagai media kita baca, bahwa Kementerian Luar Negeri memberikan pernyataan resmi: “Indonesia mengutuk tindak kekerasan aparat keamanan Israel di Masjid Al-Aqsa di bulan suci Ramadan yang menyebabkan sejumlah jemaah terluka dan penangkapan ratusan lainnya”.
Tindakan (Israel) ini sungguh menyakiti perasaan umat Muslim dunia, pelanggaran nyata terhadap kesucian Al-Aqsa akan memicu eskalasi konflik dan kekerasan,” lanjut pernyataan itu.
Atas itu semua, “Indonesia mendesak PBB dan dunia internasional segera mengambil langkah nyata guna menghentikan dan mengakhiri berbagai pelanggaran Israel terhadap Al-Aqsa”. Demikian tegas, sikap Indonesia.
Sikap Indonesia di atas, sejalan dengan pemikiran para pendiri bangsa kita. “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel,” kata Soekarno.
“Memang seharusnya umat Islam Indonesia mempersatukan pula suaranya berkenaan dengan Palestina dan membuahkan daya-upaya jika ada yang dapat dilakukan untuk membuktikan persatuan hatinya dan pengakuannya akan pertalian dengan umat Islam tiap-tiap bangsa Islam di seluruh dunia,“ kata Agus Salim.
Teror Tiada Henti
Aksi teror Israel ke Palestina, terasa tak penah putus. Berikut ini, judul berita di media pada 2022. Israel Awali Tahun 2022 dengan Serang Jalur Gaza. Media yang lain, menurunkan judul ini: Israel Tangkap Lebih dari 3.000 Warga Palestina Sepanjang Tahun 2022.
Setahun sebelumnya, 2021, ini judul berita di media: Kaleidoskop 2021: Serbuan ke Masjid Al-Aqsa dan Pertempuran 11 Hari di Gaza. Kesemua itu, sungguh menyesakkan dada, bukan?
Jika mau, bisa saja kita deretkan berbagai aksi brutal Israel terhadap warga Palestina di waktu-waktu yang lain. Sekadar menambah, berikut ini catatan kelam pada Juli 2017, lewat tiga berita ini: Para Pemuda Palestina Shalat Jumat dan Berdoa di Jalan-jalan Yerusalem, Pasukan Zionis Israel Tembak Imam Masjid Al-Aqsha Usai Shalat, dan Situasi Masjid Al-Aqsha Genting, Warga Sipil Palestina Tewas.
Berbagai berita itu cukup mewakili suasana mencekam yang terus terulang di Palestina. Dulu dan kini, teror dan teror terus berlangsung di seputar Masjid Al-Aqsha.
Sikap Kita
Israel “Menyebut dirinya sebagai Negara Yahudi (The Jewish State), karena seringnya mendasarkan eksistensinya pada klaim-klaim Bibel dan klaim historis,” kata Adian Husaini (2002: 4).
Di sepanjang sejarah, kaum Yahudi akan terus bersikap melampaui batas. Mengapa? Antara lain, karena di Yahudi ada ajaran bahwa mereka adalah bangsa yang paling pilihan dan diistimewakan Tuhan di dunia ini. Kaum Yahudi menilai segala pendapat dari pihak lain, sekalipun itu benar, tak akan pernah diterima.
Mereka arogan. Mereka selalu bersikap mau menang sendiri dan–oleh karena itu-selalu melampaui batas.
Lihatlah sejarah, terutama di Palestina (dan sekitarnya). Di sana, telah lama Yahudi-Israel membuat masalah. Himbauan, kecaman, dan tekanan dunia, tak pernah dihiraukan.
Yahudi itu suka berbuat dosa. “Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu“ (al-Maaidah 62).
Kini, dalam duka, kita harus selalu bisa membantu saudara-saudara kita di Palestina dan terutama yang ada di sekitar Masjid Al-Aqsha. Bantulah dengan sejauh apapun yang mungkin bisa berikan: Harta, jiwa, tenaga, doa, dan lain-lain. Misal, kita bisa membantu dengan harta. Di antara cara yang mudah, yaitu tidak membeli produk-produk yang–langsung atau tidak langsung-akan menguntungkan Israel. Buatlah hal yang disebut terakhir itu sebagai sebuah gerakan yang berketerusan! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni