PWMU.CO– Ramadhan di Bosnia Herzegovina adalah tradisi budaya unik di negara Balkan Eropa. Satu-satunya negeri muslim dari bekas pecahan negara Yugoslavia.
Islam masuk Bosnia ketika Khalifah Usmaniyah menjelajah sampai ke negeri Balkan mulai 1465 hingga 1481. Lambat laun penduduk negeri itu menganut Islam.
Identitas muslim warga Bosnia Herzegovina tak lekang meskipun dulu dikungkung rezim komunis sejak zaman Josef Broz Tito. Juga tak hancur ketika Serbia membantai muslim Bosnia ketika Yugoslavia pecah.
Jelang Ramadhan warga membersihkan masjid, memasang dekorasi, dan lampu lampion di setiap kota. Bagi warga Bosnia, bulan Ramadhan diramaikan dengan membayar zakat, sedekah, dan buka puasa bersama keluarga dan tetangga.
Acara iftar menyatukan orang-orang dari semua agama dan keluarga, kerabat, dan tetangga semuanya diundang untuk makan bersama.
Warga ibu kota Sarajevo menyambut Ramadhan dengan kemeriahan di rumah, masjid, maupun taman. Sarajevo dulu bernama Vrhbosna. Tahun 1500 kota itu berubah nama menjadi Sarajevo. Sebutan dari bahasa Turki. Saraj artinya istana dan ovas maknanya tanah terbuka.
Tempat favorit buka puasa adalah Zuta Tabija atau benteng kuning. Tempat ini berada di bukit di pinggiran kota. Di bawahnya pemandangan indah kota Sarajevo dengan permukiman yang padat, masjid dan menaranya.
Di benteng ini ada kafe dan deretan tempat duduk yang menyamping menghadap panorama kota. Di tengah ada rumah kaca untuk siaran live beberapa tv lokal. Sebuah kanon (meriam) terletak di tepi benteng. Moncongnya mengarah ke kota Sarajevo.
Meriam itu dibunyikan sebagai tanda buka puasa. Mirip tradisi buka puasa di Surabaya zaman dulu yang membunyikan blanggur.
Waktu Magrib tiba, petugas meriam yang memakai tarbus Turki warna merah memasukkan mercon ke meriam. Kemudian disulut, bunyi meriam menggelegar dengan memancarkan kembang api ke langit kota Sarajevo. Meriam zuta tabija berbunyi empat kali. Suaranya terdengar ke seluruh penjuru kota. Kemudian adzan berkumandang dari menara masjid. Warga pun berbuka dengan kue dan makanan.
Kue Ramadhan
Kuliner khas Ramadhan di Sarajevo adalah kue Somon. Aroma asap kue ini hanya tercium di bulan Ramadhan. Bagi warga setempat bau Somon adalah bau Ramadhan. Setiap orang mengantre membeli kue ini selama Ramadhan untuk buka maupun sahur.
Orang Bosnia juga menyiapkan hidangan populer yang dibuat khusus di bulan Ramadan. Yaitu tupa. Campuran telur, susu, dan keju. Beberapa makanan lain di meja buka puasa di Bosnia adalah roti pita, kol, kalkun isi, salad, kebab, pai isi daging atau kentang, keju, dan bayam.
Pada bulan Ramadhan di Bosnia Herzegovina, pasar menjadi ramai. Orang membeli sayuran, daging, dan kacang-kacangan untuk mempersiapkan buka puasa. Malam hari kaum muslim melaksanakan shalat Tarawih setelah Isya..
Usai shalat tarawih, kedai kopi mulai buka. Warga kota dan turis dari berbagai negara mampir menikmati malam dengan bau kopi yang segar menemani obrolan. Minum kopi mulai dikenal sejak zaman Usmaniyah.
Kebiasaan harian orang Bosnia di bulan Ramadhan termasuk membaca al-Quran dari siang hingga sore hari. Ini memungkinkan warga Bosnia yang tidak tahu bahasa Arab untuk mendengarkan al-Quran dalam bahasa Arab.
Di Sarajevo, Festival Ramadhan diselenggarakan untuk menawarkan banyak kegiatan budaya, sosial, dan keagamaan seperti buka bersama, pertunjukan, dan kelas di masjid. Festival dimulai pada hari pertama Ramadan di benteng kuning.
Di akhir Ramadhan warga Bosnia menyambut Idul Fitri dengan gembira. Mendekorasi rumah, menyemprotkan pengharum ruangan, dan mengenakan pakaian baru.
Hari pertama Idul Fitri dikhususkan untuk kunjungan keluarga dan pemakaman setelah shalat Id. Warga Bosnia Herzegovina juga memiliki kebiasaan memberi uang kepada anak-anak kecil saat Idul Fitri.
Editor Sugeng Purwanto