PAN Siap Memodali Caleg Kader Potensial Muhammadiyah, Liputan Muhammad Syaifudin Zuhri
PWMU.CO – Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr Biyanto MSi menyinggung hubungan antara Muhammadiyah dan PAN yang sudah terjalin sejak lama.
“Kami hari ini hadir cukup lengkap. Ada sesepuh Muhammadiyah sekaligus sesepuh PAN seperti Prof Tohir Luth dan Tamhid Masyhudi. Ini tidak usah diterjemahkan lagi apa artinya,” kata Prof Bi, sapaannya, mengawali sambutannya dalam acara buka bersama di Rumah PAN, Jalan Darmo Kali Surabaya, Jumat (7/3/2023).
Menurut Biyanto, Muhammadiyah di jalur kultural lewat organisasi kemasyarakatan dan keislaman sedangkan PAN melalui jalur politik. Keduanya saling bersinergi karena politik merupakan salah satu instrumen penting dalam berdakwah.
“Bagi kami politik itu instrumen penting dalam Dakwah islamiah yang kami ikuti (Muhammadiyah),” tegas guru besar UINSA Surabaya
Menurut dia, Muhammadiyah punya banyak amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi. Dalam pengembangan amal usaha tersebut selalu melalui proses-proses politik.
Misalnya pendirian rumah sakit, sekolah, masjid tidak bisa dipisahkan dari proses politik, yang mengikat di situ karena ada tanda tangan pejabat daerah di tingkat kota atau provinsi.
“Kami punya pengalaman, jika ada problem-problem di amal usaha jelas butuh dibantu teman-teman di legislatif. Seperti kasus di Banyuwangi serta penolakan pendirian sekolah Muhammadiyah,” tegasnya.
Prof Biyanto mengaku bersyukur dan berterima kasih atas regulasi yang menguntungkan Muhammadiyah di tingkat kota, tingkat provinsi hingga nasional berkat perjuangan PAN.
“Seperti Prof Zainudin Maliki (anggota DPR) setiap ke Surabaya pasti mampir ke kantor PWM. Kami selalu diskusi dan saling memberi masukan terhadap rancangan undang-undang agar bisa direvisi hingga ditunda pengesahannya,” tandasnya.
Banyak Pintu
Menjelaskan kerja sama Muhammadiyah dan PAN, Biyanto mengutip Surayt Yusuf ayat 67: “Yakub dalam mencari Yusuf berpesan kepada anak-anaknya, janganlah cari saudaramu dari satu pintu, tapi carilah saudaramu dari banyak pintu.”
“Ini mengajarkan kita berkolaborasi ke banyak pintu, bisa melalui pintu politik, pintu ormas, pintu ekonomi dan lain-lain sangat penting sebagai bagian dari diaspora. Yang terpenting dalam berpatner yakni adanya komitmen, apa yang diperjuangkan sama Wa ta’awanu ‘alal birri wattaqwa, wa la ta’awanu ‘alal itsmi wal udwan,” kata dia.
Dia menegaskan Muhammadiyah dan PAN sama-sama memperjuangkan ketakwaan dan memperjuangkan kebaikan. Itulah kemitraan yang sangat penting bagi kami.
“Kami menyambut baik tawaran Ketua DPW PAN Jatim Ahmad Riski Sadig, jika ada kader-kader Muhammadiyah dan Asiyiyah yang punya talenta berpolitik, maka kita dorong, kami siap tetapkan jihad politik tahap kedua,” tandasnya.
PAN Siap Memodali Kader Potensial
Perjuangan di bidang politik butuh cost sangat banyak. Menurut Prof BIyanto, running di DPRD II butuh anggaran 1-2 miliar, DPRD I Jatim butuh 5 miliar, untuk DPR RI perlu 10-20 miliar. High cost.
“Saya sependapat dengan Prof Mu’ti (Abdul Mukti Sekum PP Muhammadiyah) yang bilang, jika ingin sukses di politik butuh modal integritas, kapasitas, dan isi tas. Kalau tidak punya itu akan berat,” kata Prof Bi yang disambut gerr seluruh hadirin.
Menanggapi kegamangan modal finansial bagi para calon legislatif Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, mengaku siap memberikan modal untuk kader Muhammadiyah PWM Jatim yang potensial.
“Saya siap back up modal 100 persen pencalegkan kader terbaik Muhammadiyah, asalkan dia potensial dan berani bertarung all out,” tegas Menteri Perdagangan ini. Prof Biyanto, mengajukan satu nama yakni Hidayatur Rahman seorang saudagar Muhammadiyah asal Blitar yang sekaligus Wakil Ketua PWM Jatim, “Tinggal sak srit, jika Hidayatur Rahman berkenan, kami siap perjuangkan jihad politik jilid kedua,” harap Prof Biyanto. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni